Potensi AI Mendisrupsi Pengajaran

Potensi AI Mendisrupsi Pengajaran

DI DALAM Di ranah kecerdasan buatan (AI), ChatGPT akhir-akhir ini menjadi perbincangan hangat. Terutama kemampuannya yang super canggih untuk melakukan interaksi percakapan dengan pengguna. ChatGPT sendiri merupakan layanan bot yang dikembangkan oleh OpenAI dan mampu memberikan jawaban yang natural saat diberikan pertanyaan atau perintah dalam bentuk teks. Misalnya, menulis esai, mendeskripsikan sesuatu, dan menjelaskan cara kerja sesuatu. Meski ChatGPT menampilkan menu dalam bahasa Inggris, AI ini juga menggunakan proses deep learning GPT-3.5 untuk bahasa natural dan mendukung berbagai bahasa, termasuk bahasa Indonesia.

ChatGPT adalah model bahasa besar (LLM). Yakni model bahasa yang telah dilatih dengan 300 miliar kata, data 570 GB berupa e-book, Wikipedia, dan berbagai artikel dari internet. Sebenarnya LLM hanya menebak urutan kata berikutnya dari suatu sesi percakapan. Namun karena banyaknya pola kata yang dipelajari LLM, sepertinya kita bisa mengajak LLM ini untuk bercakap-cakap dan bertanya layaknya manusia.

LLM telah menunjukkan kemampuannya di berbagai bidang. LLM memudahkan kita untuk menemukan informasi dengan lebih cepat dan tepat serta memungkinkan percakapan berbasis dialog yang alami. Kemampuan ini telah dimanfaatkan oleh berbagai pihak untuk berbagai keperluan. Potensi LLM terus dikembangkan untuk membantu kemudahan dan efisiensi manusia dalam menyelesaikan berbagai tugas.

Selama ini, mesin pencari seperti Google menjadi alat utama untuk pencarian informasi. Namun dengan munculnya LLM ini, kita bisa mendapatkan informasi yang kita cari dengan lebih cepat dan tepat. Misalnya kita mencari informasi tentang apa itu deep learning, Google akan memberikan banyak daftar artikel website yang juga berisi iklan. Kita harus memilah dan meringkas sendiri apa yang kita cari. Sedangkan di sisi lain, LLM secara langsung memberikan informasi tentang apa itu deep learning.

Dengan kemampuan LLM, berbagai pihak mulai memanfaatkannya untuk berbagai hal. Misalnya untuk penerjemahan bahasa, pengecekan plagiarisme, parafrase artikel, pembuatan konten media sosial, hingga brainstorming ide dan kreativitas.

Namun, meskipun LLM memiliki banyak keuntungan dalam membantu kemudahan dan efisiensi orang dalam menyelesaikan berbagai tugas, ada juga beberapa kelemahan yang perlu diperhatikan. Sebab, LLM bukanlah entitas dengan kesadaran. Yang dilakukannya hanyalah perhitungan statistik yang cerdas untuk menghasilkan jawaban yang alami. Jadi, meskipun sebagian besar jawaban benar, ada kemungkinan jawabannya bukan fakta. Kekurangan lainnya adalah LLM hanya dilatih berdasarkan dokumen dalam jangka waktu tertentu. ChatGPT, misalnya, hanya berlatih dengan data hingga 2021.

Tantangan Gangguan

Ada banyak tantangan dari disrupsi ChatGPT dalam kehidupan sehari-hari. ChatGPT menggantikan pekerjaan manusia untuk melakukan tugas yang sebelumnya dilakukan oleh manusia, seperti menjawab pertanyaan pelanggan atau mengklasifikasikan data. Hal ini dapat menyebabkan pengangguran atau perubahan dalam struktur pekerjaan. ChatGPT dapat menurunkan kualitas interaksi manusia, seperti dalam percakapan telepon atau memesan makanan. Kejadian seperti itu dapat menurunkan kualitas interaksi sosial dan emosional.

ChatGPT juga menimbulkan masalah privasi karena dapat digunakan untuk mengumpulkan data pribadi, seperti informasi tentang preferensi atau lokasi pembelian seseorang. Ini dapat meningkatkan masalah privasi dan keamanan. Selain itu, dapat menimbulkan masalah etika. Ini karena ChatGPT dapat digunakan untuk membuat konten yang tidak etis, seperti propaganda politik atau komentar rasis, yang dapat menimbulkan masalah etika dan hukum di masa mendatang.

Memanfaatkan AI dalam Pembelajaran

Saat ini, banyak proses belajar mengajar tradisional di perguruan tinggi yang dapat digantikan oleh AI. Dari sudut pandang siswa, meringkas buku teks yang panjang untuk memudahkan pemahaman dan menjawab soal-soal ujian (baik pilihan ganda maupun esai) semuanya dapat dilakukan oleh AI. Dari sisi dosen, AI juga membantu dalam pembuatan materi perkuliahan, pembuatan soal (dan jawaban), dan penilaian. Semakin spesifik pertanyaan yang Anda tulis di kolom chat di ChatGPT, semakin baik pula jawaban yang akan Anda berikan.

Menghadapi gangguan semacam ini, pihak-pihak yang terlibat harus berubah. Alih-alih melawan perkembangan AI yang tentunya bukan pilihan, sebaiknya penyelenggara pendidikan mengadopsi dan memfasilitasi lingkungan pendidikan dengan memanfaatkan AI. Walaupun tentunya kita harus merombak banyak paradigma lama dalam proses belajar mengajar.

Sebuah publikasi berjudul ”AI and Education: Guidance for Policy-Makers” (UNESCO 2021) mengklarifikasi posisi penggunaan AI dalam proses belajar mengajar. Bahwa masih kecil kemungkinan guru akan tergantikan oleh mesin dalam waktu dekat. Ambisi banyak pengembang AI saat ini adalah untuk mengurangi beban guru (seperti memantau kemajuan dan tugas penilaian) sehingga mereka dapat lebih fokus pada aspek manusia dalam pengajaran (seperti interaksi sosial, empati, dan memberikan satu-satu panduan).

Namun, karena fungsionalitas AI terus meningkat, mereka pasti akan mengurangi beban lebih banyak guru. Dengan demikian, ketika AI mengambil alih tugas mentransmisikan pengetahuan dan mengajarkan materi dasar kepada siswa, peran guru akan berkurang.

Secara teori, hal ini akan memungkinkan pendidik untuk lebih fokus merancang kegiatan pembelajaran yang membutuhkan pemikiran tingkat tinggi, kreativitas, kerja sama interpersonal, dan nilai-nilai sosial. Meskipun tidak diragukan lagi, pengembang AI sudah bekerja untuk mengotomatiskan tugas-tugas ini juga.

Oleh karena itu, untuk memastikan pendidik terus memainkan peran penting dalam pendidikan siswa, pembuat kebijakan harus mengkaji secara strategis bagaimana AI dapat mengubah peran pendidik. Dan bagaimana pendidik harus bersiap untuk bekerja di lingkungan pendidikan yang kaya akan AI.


*) ENDANG SETYATI,

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>