Raha, Sultrademo.co – Dugaan penyalahgunaan fungsi Rumah Susun Siswa Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (Rusunawa) Wuna Raha memicu reaksi dari Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia, Ridwan Bae.
Pembina yayasan STIP Wuna Raha mengaku kaget ketika mendapat informasi terkait Rusunawa STIP Wuna Raha yang dikuasai birokrasi kampus.
“Kenapa seperti itu, Rusunawa dibuat untuk mahasiswa, kampus tidak bisa seenaknya begitu,” ujarnya melalui sambungan telepon dengan sultrademoJumat (27/1/2023).
Berdasarkan informasi tersebut, Ridwan Bae mengaku akan menghubungi Ketua Yayasan STIP Wuna Raha, Uking Djasa, untuk mengecek ulang informasi yang tidak menyenangkan tersebut. Ia bahkan tidak main-main, ia akan memberikan teguran keras jika pihak kampus berusaha ‘merebut’ gedung yang merupakan bagian dari program pemerintah pusat untuk menjadi milik pribadi kampus tersebut.
Ridwan Bae disebut-sebut sebagai orang yang ikut memperjuangkan pembangunan Rusunawa STIP Wuna Raha yang diperuntukkan bagi mahasiswa STIP Wuna Raha penerima bantuan bidikmisi dan KIP (Kartu Indonesia Pintar).
Namun nyatanya, setelah diresmikan penggunaannya pada tahun 2022, gedung Rusunawa malah dijadikan sebagai pusat perkantoran birokrasi kampus. Tidak ada siswa penerima manfaat yang ditempatkan di gedung berlantai tiga itu. Demikian informasi yang didapat dari beberapa mahasiswa STIP Wuna Raha yang dikonfirmasi media.
“Sudah lama gedung ini diresmikan tapi manfaatnya belum pernah kami rasakan, hanya kampus yang menikmatinya. Bahkan salah satu dosen mengatakan, Rusunawa tersebut akan dijadikan kos-kosan yang akan dikelola oleh STIP Wuna Raha. Hal ini sangat disayangkan, kami (para penerima manfaat) terlantar mencari tempat tinggal lain, sedangkan Rusunawa yang seharusnya menjadi tempat kami, justru dijadikan usaha yang dikelola oleh yayasan,” kata Sulaeman, salah satu penerima bantuan. KIP STIP Wuna Raha saat dikonfirmasi terpisah.
Ketua Yayasan STIP Wuna Raha, Uking Djasa mengaku telah menerima telepon dari Ridwan Bae. Namun, karena dia penyelenggara, dia tidak bisa memberikan keterangan pasti.
“Ya tadi Pak Ridwan menelepon, tapi karena saya hanya penyelenggara, saya hanya akan menjawab akan konfirmasi dulu dengan ketua STIP, karena mereka penyelenggaranya,” kata Uking.
Saat dikonfirmasi, Kepala STIP Wuna Raha, Rochmady, S.Pi., M.Sc, masih belum bisa memberikan keterangan. Media ini terus mencoba melakukan konfirmasi melalui ponselnya, namun hingga saat ini masih belum aktif. Pesan WhatsApp yang dikirim oleh media ini sudah dibaca namun tidak mendapat balasan.
Seperti diberitakan sebelumnya, puluhan mahasiswa STIP Wuna Raha yang tergabung dalam aliansi mahasiswa STIP Wuna Raha menggelar aksi unjuk rasa menuntut penyalahgunaan Rusunawa dan transparansi Uang Kuliah Tunggal (UKT). Dalam aksinya, mahasiswa membawa lima poin tuntutan terkait persoalan mendasar di kampus STIP Wuna Raha. Pertama, meminta kepada ketua yayasan untuk mengevaluasi progresivitas kepemimpinan Rochmady sebagai Ketua STIP Wuna Raha selama menjabat.
Kedua, menghimbau pihak kampus untuk tidak berkantor di Rusunawa STIP Wuna Raha karena tidak sesuai dengan fungsinya. Ketiga, meningkatkan pembangunan infrastruktur dan melengkapi fasilitas perkuliahan di kampus STIP Wuna Raha. Keempat, mendesak pihak kampus meringankan beban UKT (uang kuliah tunggal) mahasiswa. Kelima, mengimbau pihak kampus untuk lebih transparan dalam mengelola dana UKT dan dana pembangunan yang dibayarkan oleh mahasiswa STIP Wuna Raha.
Laporan: Petrus