Dhiannisa Wahyu Putri, Mahasiswi Sampoerna University/ Dok: Pribadi

Juang Menyala Generasi Muda untuk Indonesia Sempurna

Jakarta: “Pa, saya berangkat ya,”. “Iya, hati-hati ya, nak,”.
 
Percakapan getir dan singkat itu, diakhiri dengan dua pasang tangan yang saling merengkuh tubuh. Pelukan yang penuh air mata.
 
Air mata Dhian jatuh dan melekat ke baju ayahnya petang itu di stasiun kereta di kota Malang, Jawa Timur. Dhian segera membalikkan badannya menatap dingin ke pintu keberangkatan.





Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Saat yang tampak hanya punggung anaknya yang tengah menjinjing tas berisi pakaian dan harapan, kedua bola mata ayah mulai memerah. Sang ayah melepas anak perempuannya yang akan menjumpai mimpi megah di Jakarta.
 
Doa setinggi langit dibentangkan. Dalam tangis yang malu-malu itu, ayah Dhian memanjatkan harap, agar anaknya cemerlang dalam juang ke masa depan.
 
Ke mana pun Dhian bermuara, semua ada di tangannya yang diiringi jalan ketetapan Tuhan. Kini, ayah hanya bisa menunggu Dhian bertumbuh.
 
Dhiannisa Wahyu Putri, telah menumpahkan seluruh upayanya untuk bisa studi ke pendidikan tinggi. Segala upaya yang membuncah itu berhadiahkan beasiswa untuk studi di Sampoerna University pada 2019.
 
Jadilah, Ia dilepas orang tuanya dari tempat dibesarkan di Malang menuju Jakarta. Bagi Dhian, beasiswa untuk kuliah di Sampoerna University mengubah hidupnya, selamanya.
 
“Mereka (papa-mama) sedih melepas anak perempuan merantau. Tapi aku diberi kepercayaan ini, jadi, aku harus membuktikan kepada mereka kalau mereka benar dalam memberi kepercayaan itu kepadaku,” tutur Dhian kepada Medcom.id, Jumat, 21 Januari 2023.
 
Di Sampoerna University, kata Dhian, hidupnya berubah. Pendidikan yang Ia teguk, sama sekali berbeda dari apa yang Ia dapatkan saat menjalani pendidikan dasar hingga menengah atas ketika di Malang.
 
Pendidikan tinggi memaksanya mengubah diri. Sampoerna University seolah merajut dirinya kembali, mengumpulkan pecahan-pecahan yang terkubur entah di mana selama hidup 19 tahun.
 
“Saat aku masuk Sampoerna University, aku langsung bilang kalau ini bisa jadi game changer dalam hidup aku. Satu langkah yang bisa mengubah seluruh hidupku,” ujar dia.
 
Di Sampoerna University, Dhian mendapat banyak bekal menghadapi rintangan masa depan. Pendidikan di Sampoerna telah mampu melatihnya menjadi generasi muda siap diterpa trengginasnya tantangan zaman.
 
Dari hal paling mendasar, Ia dipupuk menjadi anak muda percaya diri. Bahkan, untuk bersaing dengan anak muda lainnya secara global.
 
Hal itu tak lepas dari Sampoerna University yang turut mengadopsi kurikulum dari Amerika Serikat. Sejumlah perbedaan dari apa yang ia dapatkan dari pendidikan selama ini, membuatnya kian matang sebagai generasi penerus bangsa.
 
“Dari yang awalnya aku suka minder, tapi sekarang itu lebih percaya diri. Di sini kita terus didorong untuk berani berargumentasi, diskusi, pembelajaran pun berbasis project. Kultur seperti ini yang membuat pembelajaran itu menjadi bermakna dan bisa berguna untuk kehidupan,” ujar mahasiswi jurusan Akuntansi tersebut.
 
Selain itu, di Sampoerna University, Dhian juga dipaksa menguasai bidang ilmu lain, selain jurusan yang diambilnya. Multidisipliner, istilahnya.
 
Menurut Dhian kesempatan mengambil mata kuliah di luar jurusan sangat berguna bagi masa depan. Sebab, di masa depan sesorang tak bisa hanya mengandalkan satu bidang keilmuan saat mengarungi dunia.
 
“Kalau kita bicara tuntutan zaman, mata kuliah wajib seperti Akuntansi itu enggak cukup. Kita harus belajar banyak hal lain yang membuka wawasan kita, supaya kita siap dengan tantangan global,” jelas dia.
 
Dhian mengaku sistem pendidikan di Sampoerna University telah membuatnya tumbuh ampuh dan mampu. Dhian siap menatap dunia. Ia kembali membuka jalan terangnya sebagai generasi anak bangsa yang gandrung akan kemajuan.
 
Pada 2022, Ia mendaftar program Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA). Program dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) ini merupakan beasiswa pengiriman mahasiswa S1 Indonesia untuk mengikuti perkuliahan selama satu hingga dua semester di universitas terbaik dunia.
 
Ia lolos seleksi IISMA. Dhian berangkat studi ke University of Pecs, Hungaria selama satu semester. Di sinilah matanya kian terbuka dan asa semakin membara. Ia adalah anak Indonesia pilihan yang diterpa kesempatan menjadi pionir dari generasinya untuk nantinya mampu bersaing secara global.
 
Kultur pendidikan di Sampoerna University, kata anak kedua dari dua bersaudara itu, tak begitu jauh dari University of Pecs. Dua universitas itu sama-sama memberikan dirinya kesempatan untuk berkembang.
 
“Memang pada awalnya minder, tapi kalau kita berpikir ulang, aku itu ternyata cukup baik, dan bisa lebih baik dan ada ruang improvement yang bisa kita ambil. Keberanian aku di sini dibayar dengan baik,” ungkap Dhian.
 
Ia menyampaikan studi di Eropa membuatnya lebih berani berpendapat. Membuatnya kritis terhadap seluruh isu yang ada di dunia. Di sana, kata dia, tak ada yang berani menyalahkan argumentasi yang buruk.
 
“Dan menjadi lebih baik sebenarnya bukan tentang dipaksa di mana kita berada. Tapi persoalan apakah kita mau berubah atau enggak. Kegigihan dan kemauan menjadi kunci dan itu yang aku dapat,” tegas Dhian.
 
Juang Menyala Generasi Muda untuk Indonesia Sempurna
Dhian studi ke University of Pecs, Hungaria berkat program IISMA. DOK Pribadi
 
Studi di Eropa memberikan Dhian relasi luas. Hal itu berdampak pada wawasannya terhadap dunia global. Relasi itu membantu dirinya sebagai pemuda menghadapi masa yang akan datang.
 
Keluar dari zona nyaman dan berkorban adalah pelajaran lain yang ia ambil. Dari apa yang ia alami, generasi muda, kata dia, mesti bersakit dahulu, agar jadi gemilang dan senang di masa depan.
 
Pematangan diri secara akademik juga terus ia lakukan di University of Pecs. Kembali, ia mengambil mata kuliah multidisipliner di kampus yang sudah berdiri sejak 1912 tersebut.
 
Semua di luar jurusan akuntansi. Ia memilih mata kuliah organization behavior, sustainable development and environmental protection, tourism management, dan  international business communication.
 
Keempat mata kuliah itu akan menunjang dirinya sebagai lulusan akuntansi, ketika menghadapi persaingan global. Di mata kuliah organization behavior misalnya, ia membuka wawasan untuk bergorganisasi, memahami orang dalam organisasi.
 
“Setiap orang di setiap lini masyarakat itu akan selalu berada dalam organisasi. Ini modal penting saat menjadi akuntan di pekerjaan yang juga di dalamnya merupakan organisasi,” terangnya.
 
Di mata kuliah lain seperti sustainable development and environmental protection, ia mencoba memahami manusia dengan banyak isu lingkungan dan sosial di dalamnya. Sedangkan, di mata kuliah tourism management, Dhian ingin mengetahui bagaimana bisnis dunia pariwisata.
 
“Terakhir international business communication, sudah jelas sekarang itu masyarakat sudah masyarakat global, kita bekerja itu selalu tuntutannya, komunikasi, komunikasi, dan komunikasi. Bukan cuma ngomong, tapi kamu juga harus tahu bagaimana bisa paham dalam komunikasi dan cara yang tepat seperti apa untuk komunikasi secara global,” papar dia.
 
Setelah menjalani studi di luar negeri, Dhian sadar satu hal. Ia berada di titik miniatur dunia.
Seluruh anak muda dari berbagai penjuru dunia berkumpul di satu perguruan tinggi. Berkompetisi kecil-kecilan secara akademik, untuk kemudian keluar sebagai lokomotif yang harus membawa perubahan bagi dirinya dan negara masing-masing.
 
Dengan keberadaannya studi di luar negeri, dan melihat potensi generasi muda dari berbagai negara, Ia yakin anak Indonesia memiliki kemampuan yang sama. Bahkan jauh lebih baik.
 
Tak jarang, ia malah melihat teman se-negara mampu mendapatkan nilai lebih baik dibandingkan dengan mahasiswa dari negara lain. Bahkan, banyak pula seniornya yang sudah bekerja dan menjadi andalan perusahaan di luar negeri.
 
“Ini menandakan, generasi muda Indonesia tidak kalah, kita mampu bersaing secara global,” tuturnya.
 
Kini, menurutnya, tinggal mengatur strategi generasi muda Indonesia mampu berdaya saing global. Ia menyebut menyusun strategi dapat dumulai dengan komitmen berusaha memberikan yang terbaik.
 
Tak lupa sadari kekurangan. Namun, kekurangan itu harus dijadikan bahan bakar bekerja lebih keras dan terus mengimprovisasi diri. Semua itu guna mencapai satu tuju.
 
“Menjadi orang yang lebih baik di masa depan agar bisa berkontribusi demi negara,” sebut Dhian.

Generasi muda lapisan penting bagi negara

Semangat Dhian menjelma inspirasi. Anak muda mesti terkena “virus semangat” yang mengalir pada diri Dhian. Anak muda tak bisa tinggal diam. Kerja keras, mencari peluang adalah kunci, sebab generasi muda ke depan menjadi lapisan penting bagi negara.
 
“Merekalah yang akan menggantikan para pimpimpin yang saat ini aktif,” tutur pengamat pendidikan Totok Amin kepada Medcom.id, Selasa, 31 Januari 2023.
 
Kondisi global dunia yang dinamis harus menjadi pemicu gairah anak bangsa. Totok mengakui salah satu proses yang dapat memperkuat kapasitas generasi muda untuk memiliki daya saing global adalah pendidikan.
 
Menurutnya pendidikan harus memicu kemampuan berkreasi, berpikir kritis, dan kolaborasi di antara generasi muda. Sehingga lahirlah kelompok jiwa inovatif, peduli pada sekitar, dan mampu bertahan di tengah badai masalah global.
 
Dia menyebut sudah tidak zaman membuat sekat-sekat horisontal dan vertikal, apalagi feodalisme dalam merancang pendidikan. Kolaborasi harus dibangun di antara berbagai disiplin.
 
“Budayakan diskusi terbuka dan keterbukaan dalam kegiatan kampus agar menjadi lahan subur untuk inovasi dan terobosan buat bangsa dan negara tercinta kita,” tambah Totok.
 
Perkara kurikulum, Totok menyebut yang terpenting membangun kerangka. Bagaimana generasi muda dipersiapkan masuk menguasai keilmuan yang ada saat ini, sehingga mampu bersaing secara global di masa depan.
 
“Kurikulum itu kerangkanya, yang penting justru silabus dan pelaksanaan proses kuliah dan praktiknya. Di situ, perlu juga peningkatan kapasitas untuk dosen dan instruktur di perguruan tinggi agar siap menerjemahkan tantangan global di ruang kelas,” tutur Totok.
 
Juang Menyala Generasi Muda untuk Indonesia Sempurna
Plt. Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi (Diktiristek) Kemendikbudristek, Nizam. Medcom.id/Ilham Pratama Putra

Sampoerna University sejalan dengan Kampus Merdeka

Pendidikan mesti mengubah fokus dari menghasilkan lulusan dari exam master menjadi solution maker. Plt. Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi (Diktiristek) Kemendikbudristek, Nizam, menyebut sumber daya manusia (SDM) unggul akan selalu linear dengan kualitas pendidikan tinggi.
 
Mutu dan relevansinya terhadap perkembangan zaman akan meningkatkan kemampuan generasi muda bangsa bersaing global. Mutu dan relevansi, kata Nizam, menjadi kunci membangun SDM unggul yang kompeten.
 
“Hal ini lah yang tertuang dalam Kampus Merdeka. Menghadirkan perguruan tinggi yang memberikan bekal fondasi keilmuan yang kuat tapi juga memberi bekal kompetensi yang adaptif dan agile. Memberi ruang bagi mahasiswa untuk mendapatkan kompetensi, hard skills, dan soft skills dari kampus kehidupan. Melalui pembelajaran berdasar pengalaman,” papar Nizam kepada Medcom.id, Selasa, 31 Januari 2023.
 
Hal yang disampaikan Nizam searah dengan visi Sampoerna University dalam membentuk generasi muda berdaya saing global. Bahkan, Nizam tak sungkan mengakui Kampus Merdeka memiliki semangat yang sama dengan kurikulum di dunia-termasuk kurikulum Amerika yang kini dijalankan Sampoerna University.
 
“Kurikulum Kampus Merdeka sekarang menjadi tren pendidikan tinggi kelas dunia, baik di Amerika, Eropa, maupun Australia. Meski begitu, Jadilah warga dunia yang tidak tercerabut dari akar budaya bangsa. Bangunlah masa depan yang gemilang. Banggalah menjadi bangsa Indonesia,” ujar Nizam.

Komitmen Sampoerna University

Sampoerna University terus mengukuhkan komitmennya menghadirkan pendidikan tinggi berstandar internasional. Salah satunya dengan menawarkan kurikulum yang dibangun berdasarkan inti pendidikan umum Amerika, hasil kolaborasi dengan University of Arizona.
 
Apa yang dilakukan Sampoerna University tak lepas dari Menyambut Indonesia Emas 2045. Indonesia masih memiliki tantangan besar terkait kualitas SDM.
 
Motivasi Sampoerna University kian bertambah ketika melihat data World Bank 2020, menunjukkan Human Capital Index (Indeks Sumber Daya Manusia) Indonesia masih berada pada peringkat 87 dari 174 negara dengan nilai Human Capital Index (HCI) 0,54 yang notabene masih tertinggal dari beberapa negara di Asia Tenggara. Pun, pada survei lainnya, hasilnya masih miris.
 
Hasil dari survei Institute Management Development (IMD) World Competitiveness Ranking di 2022 menunjukkan penurunan daya saing Indonesia. Daya saing Indonesia ada di posisi ke-44 dari 63 negara yang disurvei.
 
Pendidikan adalah salah satu faktor paling penting dalam angka kompetitif tersebut. Karena itulah Sampoerna University ingin mengambil peran lebih besar mengatasi angka-angka buruk tersebut.
 
Juang Menyala Generasi Muda untuk Indonesia Sempurna
Rektor Sampoerna University, Wahdi Yudhi. Dok: Sampoerna University
 
Salah satunya, Sampoerna University mengaplikasikan sistem pembelajaran khas Amerika yang berlangsung dua arah. Selain itu dirancang pula pembelajaran dengan menggunakan project and case study.
 
Rektor Sampoerna University,  Wahdi Yudhi, meyakini rancangan kurikulum yang digarap itu bisa menebus peer bangsa di dunia pendidikan. Utamanya, menghadirkan generasi muda yang berdaya saing global.
 
Sampoerna University saat ini merupakan satu-satunya universitas di Indonesia yang menawarkan kurikulum berstandarkan pendidikan di Amerika.  Kurikulum Amerika menggabungkan pengetahuan umum dan interdisiplin yang menjadi landasan bagi seluruh jurusan.
 
Kurikulum ini berfokus membangun kompetensi mahasiswa yang tangguh di era sosial, etika, dan komunikasi khususnya dalam bahasa Inggris dan berpikir kritis. Mahasiswa juga dibekali kemampuan problem solving, serta penguatan dasar matematika, sains, literasi informasi, dan teknologi.
 
“Dengan standar nasional dan internasional, Sampoerna University berkomitmen untuk selalu memberikan kontribusi substantif kepada masyarakat Indonesia melalui pendidikan. Hal ini selaras dengan misi kami untuk mendorong akselerasi pengembangan pemimpin masa depan Indonesia yang siap berkompetisi di kancah global,” jelas Wahdi dalam konferensi pers di Jakarta, 16 Januari 2023.

Terang dan Kekal Asa Generasi Muda Indonesia

Kini, tongkat estafet kembali ke tangan generasi muda. Ada Dhian dan jutaan anak muda lainnya yang mesti siap berlari, berinovasi, bergeliat demi kamajuan negeri. Generasi muda, pada terang matamu doa kan terjawab.
 
Dhian kini masih menumpuk rindu di Hungaria. Kurang dari satu minggu lagi ia akan pulang ke Tanah Air. Selama enam bulan terakhir di Eropa ia hanya bisa membayar rindu lewat panggilan video.
 
Di sela kerinduan yang membuncah itu pula ia tanamkan semangat menjadi generasi muda yang akan memberi dampak perubahan. Agar Indonesia bisa berdaya saing global.
 
“Lakukan sesuatu, berkorban, saya yakin kesempatan anak muda Indonesia itu ada untuk kita maju bersama. Kitalah yang heroik,” tutur Dhian.
 

 

(REN)

China Larang Kuliah Online, Mahasiswa Diminta Kembali ke Negara Tempat Mereka Belajar

China Larang Kuliah Online, Mahasiswa Diminta Kembali ke Negara Tempat Mereka Belajar

Mahasiswa Universitas New South Wales, Karen Zhang, yang telah belajar daring dari Tiongkok, kini mencoba masuk ke Australia setelah Pemerintah Tiongkok melarang warganya mengikuti kuliah daring dengan universitas asing. (Berita ABC)

Karen Zhang terkejut ketika Pemerintah China mengeluarkan dekrit yang memerintahkan semua siswa yang belajar daring dengan universitas asing untuk kembali ke kelas tatap muka.

Mahasiswa keuangan, yang telah belajar online dengan University of New South Wales dari rumahnya di Provinsi Guangdong, kini mencoba datang ke Australia sebelum kuliahnya dimulai pada 20 Februari.

Dia mengatakan masalah terbesar yang dia alami saat ini adalah menemukan akomodasi.

“Rencana hidup saya langsung terganggu. Saya sudah punya rencana untuk magang di China karena saya mendapat tawaran,” katanya kepada ABC News.

“Saya harus membatalkan semuanya dan berusaha segera datang ke Australia,” tambahnya.

Sabtu lalu, Pemerintah China membuat keputusan mengejutkan, melarang kuliah online untuk semua mahasiswa yang belajar di luar negeri, hanya beberapa minggu sebelum semester baru dimulai.

Akibatnya, lebih dari 40.000 mahasiswa Tionghoa harus segera kembali ke Australia untuk kuliah tatap muka, karena jika tidak, gelar dan pendidikan mereka tidak dapat diakui di Tiongkok.

Deputy Managing Director Group of Eight University di Australia, Matthew Brown menilai kebijakan ini membuat universitas segera mencari informasi lebih detail.

Menurut Dr Brown, langkah tak terduga ini berdampak besar pada sekitar 100.000 mahasiswa China yang saat ini belajar di delapan universitas terbaik Australia.

“Kami sebenarnya sudah berencana untuk memanggil mahasiswa kembali ke kampus tahun ini. Namun pengumuman mendadak ini terjadi tanpa ada pemberitahuan,” ujarnya.

Menurutnya, keputusan ini bisa berdampak pada perolehan visa, tiket pesawat, dan tempat tinggal yang kondisinya semakin ketat saat ini.

“Saya pikir ini akan menjadi sangat sulit bagi para siswa,” kata Dr Brown.

Dewan Properti Australia mengatakan kembalinya kuliah tatap muka secara tiba-tiba akan menambah tekanan pada sektor akomodasi, terutama di beberapa kota besar.

Namun, Departemen Pendidikan Australia menyambut baik kebijakan Pemerintah China tersebut.

Menteri Pendidikan dan Menteri Dalam Negeri Australia telah menghubungi universitas-universitas Australia untuk membahas dampak logistik jangka pendek dari keputusan tersebut.

Sekitar 260.000 mahasiswa Tiongkok terdaftar di universitas Australia pada tahun 2019 sebelum pandemi, menyumbang sekitar $13 miliar bagi perekonomian.

Bandara Internasional Melbourne yang dihubungi oleh ABC mengatakan mereka menerima banyak pertanyaan tentang penerbangan dari China dari siswa yang mencoba datang ke Australia.

Lusinan penerbangan dari China ke Melbourne saat ini dijadwalkan setiap minggu, tetapi jumlahnya diperkirakan akan meningkat setelah Air China dan Sichuan Airlines kembali beroperasi.

Sebelum pandemi, sekitar 150 penerbangan tiba di Australia dari China setiap minggu.

Seorang agen imigrasi di Melbourne, Kirk Yan, mengatakan permohonan visa pelajar meningkat dalam dua hari sejak pengumuman Pemerintah China.

Menurut Direktur Asosiasi Pendidikan Internasional Australia, Phil Honeywood, pemerintah China kurang nyaman dengan pembelajaran daring dibandingkan dengan kuliah tatap muka di kelas.

Dia mengatakan Pemerintah Australia harus mengerahkan sumber daya untuk memproses permintaan visa pelajar China sehingga semua masalah ini dapat diselesaikan.

“Universitas kami siap menghadapinya,” katanya.

Wen-Ti Sung, ilmuwan politik dari Australian National University menjelaskan, latar belakang pelarangan kuliah daring karena tingkat pengangguran dan ‘lockdown’ yang ketat di China.

Menurutnya, China mengalami pengangguran yang tinggi di kalangan anak muda, sehingga dia berharap pengiriman mereka ke luar negeri untuk belajar dapat membantu mengatasinya.

“Salah satu akibatnya kuncitara adalah sulitnya menciptakan pertumbuhan pekerjaan, yang mengakibatkan China memiliki tingkat pengangguran tertinggi di kalangan generasi muda dalam beberapa tahun terakhir,” kata Wen-Ti Sung.

Dia menambahkan, dorongan untuk mengirim siswa kembali belajar di negara lain akan membantu menyalurkan “energi politik” mereka, yang telah menjadi perhatian pemerintah sejak demonstrasi anti-lockdown November lalu.

Diproduksi oleh Farid Ibrahim dari artikel ABC News yang dapat dibaca selengkapnya di sini

Mahasiswa Difabel UGM Bikin Aplikasi Layanan Ramah Disabilitas, Begini Cara Kerjanya

Mahasiswa Difabel UGM Bikin Aplikasi Layanan Ramah Disabilitas, Begini Cara Kerjanya

Mahasiswa Disabilitas UGM Buat Aplikasi Layanan Ramah Disabilitas, Begini Cara Kerjanya

Mahasiswa UGM Muhammad Faqih Husaen mengembangkan aplikasi layanan ramah disabilitas bernama Accessive.id.

YOGYAKARTA, KOMPAS.TEMPO.TEMPO. Foto: Ilustrasi/ Ilham Restu Jakarta, CNBC Indonesia – Pendidikan tinggi dalam dunia perkuliahan merupakan salah satu hal yang dinanti-nanti setiap orang.

TV – Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Muhammad Faqih Husaen mengembangkan aplikasi layanan ramah disabilitas bernama Accessive.id. Biaya masuk adalah biaya awal yang harus dikeluarkan mahasiswa ketika melanjutkan studi di perguruan tinggi atau disebut biaya gedung. Melalui inovasinya, mahasiswa difabel memberikan informasi akses tempat bagi penyandang disabilitas fisik, lansia, orang sakit, dan khalayak lainnya. Gerakan mahasiswa yang diberi nama Aliansi Mahasiswa UGM ini menggunakan tagar #UniversitasGagalMerakyat dan #NyaAKANTandaBahaya. Pengembangan dilakukan dengan pendanaan dari program 1000 Startup Digital Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo). Pembahasan pencabutan biaya mahasiswa mengemuka saat aliansi mahasiswa bertemu dengan Rektor UGM, Ova Emilia dan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Kemasyarakatan. Dinas, dan Alumni, Arie Sudjito pada tanggal 17 Januari 2023 di Ruang Rapat Pimpinan Kantor Pusat UGM. Faqih bersama-sama merancang aplikasi tersebut bersama rekannya Bima Indra Permana (Magister Manajemen UGM) dan Gaksa Gantara (alumni SV UGM). Hasil untuk jurusan peringkat teratas adalah jurnalisme, sosiologi, komunikasi dan pendidikan.

Menurut Faqih, mobilitas penyandang disabilitas dapat difasilitasi melalui aplikasi ini sehingga mereka dapat merencanakan tempat yang akan dikunjungi dengan lebih mudah. Menurut Anju, pertemuan dengan pejabat rektorat UGM ini merupakan sidang kedua setelah aliansi menuntut pencabutan kebijakan Voluntary Donations for Institutional Development yang ditandatangani pada 8 Juli 2022 oleh Ova Emilia. Baca juga: Wacana UGM Cabut Dana, Tagar University Gagal Ramai Protes mahasiswa yang viral menolak pengajuan uang donasi terjadi pada 13 Desember 2022. Baca Juga: Terciptanya aplikasi ini tak lepas dari kondisi Faqih dan Almarhum saudara laki-laki yang lumpuh. Dia dan kakak laki-lakinya memiliki mobilitas terbatas karena menderita distrofi otot Duchenne (DMD). Sumbangan ini diberikan kepada siswa dan orang tua siswa yang memiliki kemampuan ekonomi tinggi. Penyakit tersebut menyebabkan penderitanya mengalami penurunan fungsi otot yang mengakibatkan kelumpuhan kaki.’ Rektorat menolak. menuntut pencabutan kebijakan tersebut,’ kata Anju Gerald, anggota Aliansi Mahasiswa UGM dihubungi melalui telepon, Minggu, 29 Januari 2023. Kondisi tersebut menginspirasi Faqih untuk membuat aplikasi yang dapat membantu dirinya dan penyandang disabilitas dalam mengakses disabilitas- informasi pelayanan yang ramah. Baca juga: Universitas Bukan Untuk Orang Miskin? Rektor UNS Sebut Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian Kepada Masyarakat, dan Alumni Arie Sudjito menyatakan pencabutan uang pangkal hanya wacana.

Mahasiswa Ilmu Komputer FMIPA UGM angkatan 2019 ini mulai mengembangkan aplikasi Accessive.id sejak tahun 2020. Dikatakannya, UGM membuka ruang dialog dengan mahasiswa untuk membahas berbagai masukan. rektor datang dan menyatakan masalah pencabutan biaya masuk seperti yang sudah diterapkan sejumlah kampus lain. Jalur donasi sukarela,’ katanya. Id memiliki empat fitur utama, yaitu pencarian tempat, detail aksesibilitas tempat, ulasan, dan platform kolaboratif terbuka. Besarannya tergantung jurusan dan kampus yang dituju.

Melalui fitur pencarian tempat, pengguna dapat mencari tempat melalui daftar peta. Ia membantah UGM mendukung komersialisasi pendidikan. Kemudian melalui fitur detail aksesibilitas, pengguna dapat melihat informasi yang tersedia di suatu tempat seperti fasilitas ram, deskripsi audio dan fasilitas lainnya untuk semua disabilitas, lansia, serta kelemahan fisik lainnya. Selanjutnya, fitur review yang menyediakan tempat bagi pengguna untuk bercerita dan berbagi pengalaman mengunjungi suatu tempat. Lihat berita terkini dan berita pilihan dari Tempo. ‘Sistem pelaporan keuangan terpusat. Terakhir, fitur memberikan kesempatan kepada pengguna untuk membantu menambah berbagai informasi layanan disabilitas yang dimiliki suatu tempat. Baca Juga: Fenomena Quarter Life Crisis Anak Muda, Ini Hasil Riset Mahasiswa UGM Stasiun, Tempat Ibadah dan Lainnya.co Up date”.

Kami juga akan terus menambah informasi di tempat lain,” kata Bima di UGM, Yogyakarta, Senin (30/1/2023). Ia mengatakan, mahasiswa bisa bertanya kepada rektor dan data dibuka secara transparan..me/tempodotcoupdate untuk bergabung.

Baca lebih banyak:
KOMPASTV »

Memuat berita…

Gagal memuat berita.

Dana Wacana UGM Cabut, Hashtag University Gagal Populer ViralAliansi Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) menolak gagasan pencabutan biaya masuk karena khawatir membebani mahasiswa.

Tolak Pencabutan Biaya Pendaftaran, Mahasiswa UGM Tuntut TransparansiAliansi Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) menuntut transparansi penggunaan Dana Sukarela untuk Pengembangan Institusi Kampus. Universitas orang gagal (UGM) Sarang teroris Jemaah Islamiyah Yogya Harua dibasmi dan dibantai LULUSAN se-nusantara Rendah SDM

10 Jurusan Kuliah Ini Bikin Mahasiswa Menyesal Usai WisudaTak sedikit mantan mahasiswa yang menyesali pilihan jurusannya saat kuliah.

Anak Disabilitas Hibur Pengunjung CFD Jl. Slamet Riyadi SoloPengunjung CFD dengan antusias menikmati lagu-lagu nasional, lagu anak, dangdut, serta lagu populer lainnya dan ditutup dengan lagu Perahu Layar.

KPAS dan PlaAstro Ingin Ketentuan Disabilitas dan Difabel Diubah Menjadi Individu KhususKomunitas Peduli Anak Khusus (KPAS) bersama PlaAstro mendorong perubahan istilah anak difabel atau disabilitas menjadi individu yang istimewa.

Manfaat KKN Kolaborasi UGM di Lombok Utara Dirasakan Masyarakat |Republika OnlineAdanya KKN di kawasan Gili Indah diharapkan mampu meningkatkan kapasitas masyarakat.

Pacu Keberhasilan Program Penguatan Karakter Unggul Mahasiswa, FAI Unisma Malang Gelar Lokakarya

Pacu Keberhasilan Program Penguatan Karakter Unggul Mahasiswa, FAI Unisma Malang Gelar Lokakarya

TIMESINDONESIA, MALANG – Fakultas Agama Islam Unisma Malang mengadakan workshop bagi dekan, dosen, dan tenaga kependidikan guna memacu keberhasilan program penguatan karakter unggul bagi mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) dan Pendidikan Agama Islam Anak Usia Dini (PIAUD) Universitas Islam FAI Malang.

Acara digelar di Raung Meeting Room Hotel Aria Gajayana Malang, Sabtu (28/01/2023).

Iklan

Perlu diketahui bahwa karakter unggul yang dikembangkan pada mahasiswa PGMI dan PIAUD sebagai calon guru pada pendidikan dasar akan mengintegrasikan tiga aspek, antara lain: Profil Mahasiswa Pancasila, Ketrampilan Abad 21, dan nilai-nilai Ahlussunnah Wal Jama’ah.

Kegiatan ini didukung Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI) bekerjasama dengan FAI Unisma dan FIB UNAIR. INOVASI adalah program kemitraan antara pemerintah Australia dan Indonesia yang peduli untuk menyebarluaskan praktik pendidikan yang baik di Indonesia.

INFORMASI TENTANG UNISMA BISA KUNJUNGI www.unisma.ac.id

Pada hari kedua, dilakukan pendampingan kepada dekan, dosen dan mahasiswa FAI UNISMA untuk mengidentifikasi 6 dimensi Profil Mahasiswa Pancasila, nilai kecakapan abad 21, dan nilai Ahlussunnah Wal Jama’ah.

Peserta workshop dibagi menjadi empat kelompok dan setiap kelompok akan menentukan perilaku yang diharapkan (Integrasi Profil Mahasiswa Pancasila, Ketrampilan Abad 21, dan nilai-nilai Ahlussunnah Wal Jama’ah). Semua peserta sangat antusias berdiskusi dan menyampaikan ide-idenya.

Shonhaji Mu’thi selaku Tim dari INOVASI, mengarahkan agar perilaku yang diharapkan mudah diukur.

“Perilaku yang diharapkan muncul adalah perilaku amaliyah sehari-hari yang dilakukan dan mudah diukur,” ujar Shonhaji.

Setiap kelompok mempresentasikan hasil pekerjaannya sesuai pembagian masing-masing kelompok. Hasil diskusi akan dicermati dan disepakati bersama, sebagai modal menuju materi pendampingan selanjutnya yaitu Pemetaan Karakter Unggul.

Diskusi.  jpg

Di akhir kegiatan, Ari Kusuma Sulyandari, M.Pd salah satu peserta mengatakan bahwa workshop ini sangat bermanfaat karena menambah wawasannya terkait inovasi pembelajaran dengan mengintegrasikan Aswaja dan penguatan karakter siswa.

“Kegiatan ini menambah wawasan saya tentang inovasi pembelajaran terkait Aswaja dan berbasis GEDSI. Dalam Aswaja ada nilai saling menghargai yaitu tasamuh, sehingga kita memiliki sikap toleran terhadap berbagai macam perbedaan dan hal ini sangat penting dimiliki oleh mahasiswa,” ujar Ari.

Ia juga menambahkan bahwa materi GEDSI sangat mengesankan.

INFORMASI TENTANG UNISMA BISA KUNJUNGI www.unisma.ac.id

“Materi yang sangat berkesan bagi saya adalah materi GEDSI, karena menyangkut gender, disabilitas dan inklusi sosial sehingga meminimalisir stereotype di masyarakat,” tambah Ari.

Peserta lainnya yakni Dr. Dian Muhammad Hakim, M.Pd.I juga mengungkapkan bahwa Workshop ini sangat bermanfaat dan dapat diterapkan langsung oleh dosen di perkuliahan.

“Bengkel INOVASI memberikan manfaat yang luar biasa. Seorang dosen dikenalkan bagaimana mengintegrasikan Profil Mahasiswa Pancasila dengan nilai-nilai Aswaja yang selanjutnya akan diterapkan dalam proses pembelajaran, sehingga diharapkan mahasiswa memiliki karakter unggul dan keterampilan abad 21 yaitu 4 c. Workshop ini harus sering diadakan untuk memperbaharui dan meningkatkan kompetensi dosen dalam kaitannya dengan pelaksanaan pembelajaran,” ujar Dian.

INFORMASI TENTANG UNISMA BISA KUNJUNGI

www.unisma.ac.id **) Ikuti berita terbaru KALI Indonesia di dalam berita Google klik tautan ini

Sosok Selvi Amelia Nuraeni, Mahasiswa Unsur Cianjur yang Meninggal Jadi Korban Tabrak Lari

Sosok Selvi Amelia Nuraeni, Mahasiswa Unsur Cianjur yang Meninggal Jadi Korban Tabrak Lari

TRIBUNNEWS.COM – SEBUAH siswa Universitas Suryakancana (Unsur) CianjurSelvi Amelia Nuraeni meninggal dunia setelah menjadi korban Tabrak lari.

Kejadian Tabrak lari itu terjadi di Jalan Raya Bandung, Cianjur tepatnya di Desa Sabandar, Desa Sabandar, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Cianjur.

Berdasarkan informasi yang diperoleh, kecelakaan itu terjadi pada Jumat (20/1/2023) sekitar pukul 14.45 atau 15.45 WIB.

Kasus Tabrak lari yang mengakibatkan kematiannya Selvi Amelia Nuraini Viral di media sosial karena pelakunya tidak tertangkap dan mendapat perhatian dari Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

Bahkan, muncul narasi pelaku Tabrak lari adalah bagian dari kelompok perwira polisi senior.

Adapun sosok Selvi Amelia Nuraeni diketahui merupakan mahasiswi Fakultas Hukum Dasar.

Baca juga: Kronologis Meninggalnya Siswa SD Cianjur Selvi Amelia Nuraini Korban Tabrak Lari

Mengutip keterangan di akun Instagram Element, Selvi Amelia Nuraeni adalah siswa angkatan 2022.

Dia baru saja mengikuti kuliah semester 1 di Elements.

Selvi Amelia Nuraeni juga meninggal di usia yang masih sangat muda, yakni 19 tahun.

Ungkapan duka pun mengalir untuk mendiang Selvi Amelia Nuraeni.

Salah satunya dalam postingan Facebook yang diduga dilakukan ibunda Selvi Amelia Nuraeni, Ida Saidah.

Awalnya, akun Ida Saidah menulis kabar duka terkait kepergian Selvi Amelia Nuraeni.

Dalam postingannya, tulis Ida Saidah, pihak keluarga sudah menerima nasib tersebut.

Ia pun berharap agar sang anak mendapat tempat yang mulia di sisi Allah SWT.

Ida Saidah juga menulis bahwa pelaku yang menyebabkan kematian Selvi Amelia Nuraeni mendapat petunjuk dan petunjuk.

Innalillahi wa inna ilaihi rajiun. Ananda Selvi Amelia Nuraini telah kembali kepada pemiliknya yang sah pada tanggal 20 Januari 2023.”

“Kami sekeluarga menerima takdir ini, semoga anak kami mendapatkan tempat yang mulia di sisi Allah SWT.”

“Kepada para pelaku yang merasa telah menjadi penyebab hilangnya nyawa anak-anak kami, kami berharap mereka mendapat hidayah dan bimbingan,” tulis Ida Saidah.

Di postingan lainnya, Ida Saidah menulis tentang banyaknya orang yang mencintai dan mendoakan sosok tersebut Selvi Amelia Nuraini.

Ida Saidah juga percaya dengan kinerja polisi Cianjur yang akan mengusut tuntas kasus tersebut Tabrak lari siapa yang membunuh anak itu.

Termasuk menemukan pelakunya Tabrak lari itu.

“Putri kami yang cantik, begitu banyak cinta dan doa untukmu.”

“Kami percaya dengan kinerja Polri Cianjur Kami akan menyelidiki secara menyeluruh dan menemukan pelakunya.”

“Semoga Allah SWT selalu berada di sisimu nak,” tulis Ida Saidah.

Saat menanggapi sejumlah ucapan belasungkawa, Ida Saidah pun mengungkapkan sosoknya Selvi Amelia Nuraini.

dia menyebutkan, Selvi Amelia Nuraini adalah anak yang baik, penurut, rajin, ceria, dan menyenangkan banyak orang.

“Ayah, Ibu terkasih, terima kasih telah mendoakan putra kami yang baik, penurut, rajin, ceria, dan menyenangkan banyak orang.”

“Semoga kebaikan Bapak dan Ibu mendapat balasan yang melimpah dari Allah SWT,” dia menulis.

Ucapan belasungkawa juga datang dari kampus Elements melalui akun Instagram mereka.

“Seluruh civitas akademika Universitas Suryakancana mengucapkan turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas meninggalnya beliau Selvi Amelia NurainiMahasiswa Program Studi Hukum 2022.”

“Semoga almarhum ditempatkan di tempat yang paling mulia di sisi-Nya. Amin,” tulis akun @elemen.official.

Turut berduka cita dari Universitas Suryakancana atas meninggalnya Selvi Amelia Nuraini
Turut berduka cita dari Universitas Suryakancana atas meninggalnya Selvi Amelia Nuraini (Instagram Universitas Suryakancana)

Begitu juga dengan Fakultas Hukum Dasar. Bahkan sebuah angka siswa Universitas Suryakancana mengadakan pembagian bunga di TKP kematiannya Selvi Amelia Nuraini pada Senin (23/1/2023).

Aksi solidaritas ini dilakukan oleh siswa perwakilan dari masing-masing fakultas di Jalan Raya Bandung, Desa Bojong, Kecamatan Karangtengah dengan arahan dari Ketua BEM Fakultas Hukum Universitas Suryakancana.

Kegiatan ini dilakukan karena adanya pelaku Tabrak lari belum menemukan.

“Kami doakan semoga almarhum diterima amal baiknya dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan,” tulis akun Instagram @fhelemen.

Mahasiswa Universitas Suryakancana menggelar tabur bunga di TKP
Sejumlah mahasiswa Universitas Suryakancana menggelar tabur bunga di TKP kematian Selvi Amelia Nuraini, Senin (23/1/2023).

Berita kematiannya Selvi Amelia Nuraini karena peristiwa Tabrak lari juga diunggah oleh Pengacara dan Dosen Fakultas Hukum Dasar Yudi Junadi.

Pengacara senior spesialis HAM ini mengungkapkan, pelaku yang menabrak Selvi Amelia Nuraini belum menemukan.

Yudi Junadi mencurigai sosok pelaku Tabrak lari Itu adalah salah satu mobil rombongan yang mengawal petinggi Polri dari Jakarta.

“Terkait meninggalnya Selvi Amalia Nuraeni, siswa Kami di FH Elements, Jum’at (01/2023) pukul 14.45 atau 15.45 di Jalan Raya Bandung dekat grosir Kawan Baru, yang diduga ditabrak salah satu mobil rombongan yang mengawal petinggi polsek dari Jakarta, sejauh ini pelaku belum terungkap,” tulis Yudi Junadi di akun Instagramnya.

Yudi Junadi juga menyinggung kesan polisi yang menutup-nutupi kasus kecelakaan lain.

Hal ini tidak sesuai dengan program Presisi dan semboyan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

“Bahkan, tampaknya aparat penegak hukum setempat menutupinya.”

“Ini tidak sesuai dengan program dan slogan PRESISI yang digariskan Kapolri @listyosigitprabowo,” lanjut Yudi Junadi.

Ia menambahkan, jika Kapolres Cianjur Jika tidak mampu menangani kasus ini, lebih baik diserahkan ke Mabes Polri.

Yudi juga meminta polisi tidak melontarkan sejumlah pernyataan yang janggal dan tidak masuk akal.

“Kalau Kapolri @donihermawan02 tidak sanggup menangani kasusnya, serahkan saja ke Mabes Polri.”

“Dan, tidak perlu membuat pernyataan konyol dan tidak masuk akal.”

“Hasil penyelidikan kami telah menemukan bukti awal yang cukup.”

“Jangan sampai salah penanganan karena faktor “bos dan bawahan”, kasus Calamity jadi heboh,” dia berkata.

Postingan Yudi Junadi mendapat balasan dari akun Kapolri yang mengabarkan akan segera mengusut kasus ini.

“Terima kasih atas informasinya, akan segera kami cek” tulis akun @listyosigitprabowo.

Berita meninggalnya Selvi Amelia Nurain
Kabar meninggalnya Selvi Amelia Nuraini akibat peristiwa tabrak lari juga diunggah oleh pengacara sekaligus dosen Fakultas Hukum Dasar, Yudi Junadi.

Kronologi Kematian Selvi Amelia Nuraini

Sementara ituKapolres Cianjur AKBP Doni Hermawan membeberkan kronologi kecelakaan tersebut Tabrak lari yang mengakibatkan Selvi Amelia Nuraini mati.

Tabrak lari terjadi di Jalan Raya Bandung, Cianjur sore hari sekitar pukul 14.45 atau 15.45, Jumat (20/1/2023).

Kronologi Tabrak lari AKBP Doni Hermawan mengungkapkan melalui konferensi pers, Rabu (25/1/2023).

Menurut AKBP Doni Hermawan, kecelakaan bermula saat Selvi Amalia Nuraini berkendara dari arah Bandung. Cianjur dengan mengendarai sepeda motor.

Saat di TKP, sepeda motor yang dikemudikan Selvi menabrak bagian belakang kendaraan bus yang melaju searah di depannya.

Akibatnya motor Selvi jatuh ke kiri.

Sedangkan Selvi terjatuh ke kanan, namun masih on track.

“Sekaligus melintas kendaraan yang diduga menjadi penyebab kecelakaan yang mengakibatkan meninggalnya korban yaitu kendaraan yang pemiliknya masih kita selidiki.”

“Namun berdasarkan keterangan saksi-saksi yang telah kami periksa dan juga bukti CCTV yang telah kami analisa, bahwa benar telah terjadi kecelakaan yang melibatkan sepeda motor yang mengakibatkan meninggalnya korban akibat bertabrakan dengan kendaraan yang kami sedang melakukan pencarian,” kata AKBP Doni Hermawan, Rabu (25/1/2023), dikutip dari akun Instagram resmi Polri. Cianjur.

Lanjut AKBP Doni, Selvi Amalia Nuraini meninggal dunia akibat luka di kepala.

“Padahal saat itu korban memakai helm karena saat ditemukan di TKP korban masih memakai helm dan terkunci,” ujarnya.

Berdasarkan hasil pemeriksaan para saksi dan dari rekaman CCTV, semuanya mengarah pada Audi sedan tipe A8 berwarna hitam jika dilihat dari bentuk kendaraannya, karena ini adalah hasil rekaman CCTV.

“Kendaraan tersebut adalah kendaraan yang masuk ke dalam rombongan pengawalan dalam artian tidak masuk rombongan utama dan memaksa masuk rombongan pengawalan, dan kami pastikan mobil tersebut bukan rangkaian pengawalan melainkan mobil yang juga rombongan pengawalan. termasuk dalam kelompok itu,” katanya.

Terkait kasus Tabrak lari Saat ini, AKBP Doni mengaku sudah bekerja maksimal untuk mengungkap para pelaku Tabrak lari.

“Kami dari Polri Cianjur berusaha semaksimal mungkin untuk mengungkap kasus ini, kami telah melakukan penyelidikan dan memeriksa saksi-saksi dan juga mengumpulkan barang bukti.”

“Kami sudah membentuk tim khusus gabungan dari Bareskrim Polri Cianjur dan Sat Gakkum Satuan Polisi Cianjur,” dia berkata.

(Tribunnews.com/Sri Juliati/Daryono)

6 Program Beasiswa Kuliah di Unpar untuk Mahasiswa Baru 2023, Ada KIP Kuliah

6 Program Beasiswa Kuliah di Unpar untuk Mahasiswa Baru 2023, Ada KIP Kuliah

TEMPO. BERSAMA, Jakarta – Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) menyediakan sejumlah program beasiswa kuliah bagi calon mahasiswa tingkat D3 dan S1 tahun akademik 2023. Saat ini, Unpar membuka pendaftaran ujian masuk (USM) 1 untuk seluruh siswa SMA/sederajat hingga 24 Januari 2023.

Sebanyak 6 program beasiswa kuliah dapat menjadi pilihan bagi lulusan SMA/sederajat yang ingin melanjutkan pendidikan tinggi di Unpar. Banyak keuntungan yang ditawarkan, mulai dari pemberian keringanan hingga bantuan biaya studi.

Berikut 6 program beasiswa yang bisa menjadi pilihan untuk melanjutkan kuliah di Unpar:

1. Kuliah KIP
Melalui program KIP Kuliah, calon mahasiswa tingkat D3 dan S1 yang memiliki dana terbatas dapat belajar di UNPAR. Penerima KIP Kuliah nantinya akan dibebaskan dari biaya kuliah sampai mendapat bantuan biaya hidup.

Persyaratan pendaftaran:

– Surat Motivasi & Alasan Mengajukan Beasiswa
– Kartu keluarga yang valid
– Kartu Indonesia Pintar atau Bukti Registrasi KIP Perguruan Tinggi
– Bukti terdaftar di Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) Kementerian Sosial
– Slip gaji orang tua/wali atau surat keterangan penghasilan orang tua/wali
– Slip gaji saudara (opsional)
– Sertifikat Prestasi Non Akademik (maksimal 2 tahun) (opsional)

2. Berhati-hatilah
Beasiswa ini diprioritaskan bagi mereka yang pada umumnya memiliki kendala keuangan dalam menempuh studinya dan termasuk dalam salah satu kategori berikut: anak yatim/piatu/yatim piatu, atau penyandang disabilitas, atau tinggal di panti asuhan/lembaga sosial.

Persyaratan pendaftaran:

– Surat Motivasi & Alasan Mengajukan Beasiswa
– Kartu Keluarga yang Berlaku
– Slip gaji orang tua/wali atau surat keterangan penghasilan orang tua/wali
– Slip gaji saudara (opsional)
– Sertifikat Prestasi Non Akademik (maksimal 2 tahun) (opsional)
– Dokumen yang diperlukan sebagai berikut (pilih salah satu):
– Kartu Indonesia Pintar (KIP) atau Bukti Registrasi KIP (opsional)
– Bukti terdaftar di Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) Kementerian Sosial (opsional)
– Surat Keterangan dari Panti Asuhan/Lembaga Sosial (khusus kategori tinggal di Panti Asuhan/Lembaga Sosial) (opsional)
– Sertifikat dari staf medis (kategori penyandang disabilitas) (opsional)

3. Proyek Unpar
Diberikan sebagai penghargaan atas prestasi siswa SMA/SMK yang meraih predikat juara dalam kompetisi ko-kurikuler yang diselenggarakan oleh program studi di Unpar. Beasiswa ini diberikan satu kali yaitu pada awal masuk sebagai mahasiswa UNPAR berupa pengurangan besaran tagihan UKPA (Biaya Uang Kuliah Awal Kepala Sekolah).

Persyaratan pendaftaran:

– Surat Motivasi & Alasan Mengajukan Beasiswa
– Sertifikat Prestasi Non Akademik (maksimal 2 tahun)

Jumlah Beasiswa:

Juara 1: Diskon UKPA 70%.
Juara II: UKPA diskon 50%.
Juara Ketiga: UKPA diskon 30%.

4. Program Studi Tertentu
Beasiswa Program Studi Tertentu ditujukan bagi calon mahasiswa yang memiliki keterbatasan finansial untuk melanjutkan studi di UNPAR, khususnya pada Program Studi Teknik Elektro Mekatronika (FTI), Program Studi Fisika (FTIS), atau DIII Manajemen Perusahaan (PVP).

Persyaratan pendaftaran:

– Surat Motivasi & Alasan Mengajukan Beasiswa
– Sertifikat Prestasi Non Akademik (maksimal 2 tahun) (opsional)

Jumlah Beasiswa:

Semester 1: Diskon UKPA 100%.
Semester 2 : Diskon UKPS 100% (Biaya Pokok Semester)
Semester 3 dan seterusnya: Berdasarkan hasil IPS (Indeks Prestasi Semester)

5. Sagraha
Beasiswa Sagraha terbuka bagi calon mahasiswa yang akan menempuh pendidikan di program sarjana atau DIII. Beasiswa ini diberikan satu kali yaitu pada semester 1 berupa pengurangan besaran tagihan UKPA.

Persyaratan pendaftaran:

– Surat Motivasi & Alasan Mengajukan Beasiswa
– Kartu Keluarga yang Berlaku
– Slip gaji orang tua/wali atau surat keterangan penghasilan orang tua/wali
– Slip gaji saudara (opsional)
– Sertifikat prestasi Non Akademik (maksimal 2 tahun) (opsional)

6. Prestasi Non Akademik
Beasiswa ini diberikan sebagai bentuk apresiasi atas prestasi siswa SMA/SMK di bidang non akademik (ko-kurikuler) sebagai juara I, II, atau III baik tingkat regional/provinsi, nasional, maupun internasional dalam suatu kompetisi/ kejuaraan, sebagai perwakilan dari sekolah yang bersangkutan.

Beasiswa ini diberikan satu kali saat Anda menjadi mahasiswa Unpar, yaitu diberikan pada semester 1 berupa pengurangan besaran tagihan UKPA.

Persyaratan pendaftaran:

– Surat Motivasi & Alasan Mengajukan Beasiswa
– Sertifikat Prestasi Non Akademik (maksimal 2 tahun)
– Sertifikat dari SMA/SMK tentang keikutsertaan yang bersangkutan sebagai perwakilan lomba

Jumlah Beasiswa:

Tingkat Daerah
Juara 1: UKPA diskon 50%.

Juara II: Diskon UKPA 40%.

Juara Ketiga: UKPA diskon 30%.

level nasional
Juara 1: Diskon UKPA 75%.

Juara II: Diskon UKPA 65%.

Juara Ketiga: Diskon UKPA 55%.

Tingkat Internasional
Juara 1: Diskon UKPA 100%.

Juara II: Diskon UKPA 90%.

Juara Ketiga: Diskon UKPA 80%.

Informasi lengkap dapat dilihat di laman pmb.unpar.ac.id.

Baca juga: Direktur Utama LPDP: Pendaftaran Beasiswa LPDP 2023 Dibuka 25 Januari


Selalu update info terbaru. Mendengarkan berita terkini dan berita pilihan dari tempo.co di saluran Telegram “Pembaruan Tempo.co”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate bergabung. kamu butuhInstall aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Kisah Perantau Asal Medan, Dulu Pedagang Bakso Bakar, Kini Mahasiswa Idaqu yang Jadi Pengajar Rumah Tahfizh

Kisah Perantau Asal Medan, Dulu Pedagang Bakso Bakar, Kini Mahasiswa Idaqu yang Jadi Pengajar Rumah Tahfizh

Banten, AkselNews.com – Taufik Abdullah, adalah mahasiswa Institut Daarul Qur’an penerima program beasiswa. Taufik, sapaan akrabnya, juga seorang guru sekaligus Rumah Tahfizh di Karawacidi bawah Koordinator Wilayah RTC wilayah Banten.

Dalam perbincangan di Institut Daarul Qur’an, Selasa (17/1) siang lalu, ia tampak terburu-buru karena harus kembali ke Rumah Tahfizh untuk mengajar.

Dengan menggunakan kemeja hitam, celana abu-abu, topi newsbooy abu-abu membuat tampilan semakin elegan. Mahasiswa jurusan Al-Qur’an dan Hadits terlihat sangat rapi.

Jika dilihat secara kasat mata, siapa sangka pemuda keren ini adalah seorang hafidz Al-Qur’an 30 juz. Penampilannya yang menarik meski bergaya klasik membuat Taufik tidak terlihat seperti ustadz biasa. Memang selain mengajar, ia juga mahasiswa di Institut Daarul Qur’an.

Dalam kesempatan itu, Taufik menceritakan latar belakangnya. Ternyata, ia adalah seorang perantau asal Medan yang merantau ke ibu kota hanya untuk menuntut ilmu.

Semua berawal dari keputusannya untuk masuk ke Rumah Tahfizh di Medan. Rumah Tahfizh berada di bawah naungan PPPA Daarul Qur’an Medan. Taufik masuk ke Rumah Tahfizh karena ingin menghafal Al-Qur’an.

“Saat itu saya sedang mencari program tahfizh di internet dan kemudian saya mendapatkan informasi di Rumah Tahfizh Daarul Qur’an. Setelah itu langsung daftar dan Alhamdulillah lolos, masuk kesana,” kata Taufik, dalam rilis yang diterima AkselNews.com.

Dia begitu serius ketika memutuskan untuk masuk ke Rumah Tahfizh. Keputusan ini pun mendapat restu dari orang tuanya. Bahkan, ada satu pesan dari ayahnya yang masih diingatnya hingga saat ini.

“Belajarlah sampai tidak punya teman, pasti banyak didatangi teman,” kata Taufik mengingat pesan ayahnya.

Taufik benar-benar mengimplementasikan pesan tersebut. Dia belajar keras sehingga dia tidak punya banyak waktu dan teman untuk bermain. Namun, ia membuktikan sendiri bahwa ketika sudah hapal 30 juz, banyak teman yang datang kepadanya.

Ya, Taufik berhasil menyelesaikan Al-Qur’an di Rumah Tahfizh. Dia membutuhkan waktu sekitar satu tahun untuk menghafal 30 juz. Ia tidak menyangka akan banyak keajaiban yang terjadi dalam hidupnya setelah menghafal Al-Qur’an.

Salah satu yang paling berkesan adalah kesempatan belajar gratis di Institut Daarul Qur’an. Namun, jauh dari keluarga bukanlah hal yang mudah. Dia harus berjuang dari kerasnya kehidupan di kota sendirian.

Sebut saja untuk kebutuhan sehari-hari, Taufik rela menjadi penjual bakso bakar di awal-awal kuliah. Hal itu ia lakukan agar lebih mandiri dan tidak bergantung pada orang tuanya. Ingat, sebelumnya dia menerima uang dari orang tuanya.

“Saya tidak ingin menjadi beban orang tua saya, jadi saya harus mencari uang sendiri di sini. Sebelumnya, dia menghadiri KH. Yusuf Mansur dan dia menyuruh jemaah untuk memanggil orang tuanya dan mengatakan tidak mengirim uang lagi, jadi Saya melakukan itu,” jelasnya.

Taufik justru menghubungi orang tuanya dan mengatakan tidak akan mengiriminya uang lagi. Sejak itu, dia tidak pernah meminta uang kepada orang tuanya.

“Jadi, berapa pun uang yang saya miliki, saya harus bisa menggunakannya untuk kebutuhan pribadi. Seringkali mereka seolah-olah membohongi orang tuanya dengan mengatakan jika mereka masih punya uang, uangnya sudah cukup,” imbuhnya.

Kebesaran Tuhan kembali terbukti. Tak lama kemudian, ia mendapat tawaran untuk mengajar di Rumah Tahfizh. Dia tidak menyia-nyiakan kesempatan itu.

Ia menjalankan tugasnya sebagai guru dengan baik sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan. Hingga kini ia masih bertahan sebagai pengajar di Rumah Tahfizh.

Taufik selalu bisa membagi waktunya antara mengajar dan kuliah. Cita-citanya sendiri adalah menjadi pengusaha dan mendirikan pesantren penghafal Al-Qur’an. Dia ingin ilmunya bermanfaat untuk anak-anak yang sama seperti dia beberapa tahun yang lalu. (Zal)

Keren! Mahasiswa UM Bandung Juara 1 Pharmanova ITB

Keren! Mahasiswa UM Bandung Juara 1 Pharmanova ITB

BANDUNG, Suara Muhammadiyah – Mahasiswa program studi Farmasi UM Bandung Nabila Syilvina Fauziah berhasil meraih juara 1 dalam kompetisi Pharmanova Patient Counseling Event (PCE) 2023 yang diadakan oleh HMF Ars Praeparandi ITB pada Sabtu (22/01/2023).

Pharmanova 2023 merupakan kompetisi kesehatan tahunan tingkat SMA/SMK/sederajat dan pelajar se-Indonesia.

Pharmanova 2023 menggelar berbagai kompetisi, mulai dari health hackathon, studi kasus industri farmasi, olimpiade farmasi, hingga acara konseling pasien.

Vina mengaku tertarik mengikuti kompetisi tersebut karena bidangnya sesuai dengan minatnya. Vina bersyukur dan bahagia atas pencapaian yang baru saja diraihnya. “Karena saya senang konseling dan bersosialisasi, saya akhirnya berpikir mengapa tidak mencoba mengikuti kompetisi saja. Alhamdulillah hasilnya sangat menggembirakan,” ujar Vina.

Mahasiswa Farmasi semester akhir ini menuturkan, PCE merupakan kompetisi pertama baginya selama berkuliah di UM Bandung. Oleh karena itu, Vina berharap dapat terus mengembangkan berbagai potensi yang dimilikinya, terutama yang berkaitan dengan dunia farmasi.

“Semoga kedepannya saya dapat lebih mengembangkan potensi saya di bidang klinis sehingga saya dapat menjadi seorang apoteker yang long life learner,” ujar Vina.

Pengobatan dan penyakit

Vina mengatakan bahwa PCE merupakan kompetisi nasional bagi mahasiswa jurusan Farmasi se-Indonesia mengenai pemberian penyuluhan obat dan komunikasi dengan pasien secara jelas dan tepat.

Pada tahap penyisihan, para peserta harus menyelesaikan berbagai kasus dengan tema “Top Global Causes of Death”. Mereka mengidentifikasi dan mengamati terapi yang cocok untuk pasien. “Jadi, kita harus mengkaji ulang terapi yang tepat untuk pasien sesuai dengan keluhan penyakit pasien,” ujar mahasiswa asal Bandung itu.

Pada tahap semi final dan final, para peserta mendapatkan beberapa contoh kasus penyakit untuk mencari informasi yang mendukung kasus tersebut, mulai dari terapi, efek samping, hingga aturan penggunaan obat sesuai dengan penyakitnya.

“Selain itu, kami juga harus melakukan penyuluhan kepada pasien untuk memberikan pemahaman dalam melakukan pengobatan agar lebih paham cara penggunaannya,” jelas Vina.

Meski mengalami kesulitan, Vina mampu menyelesaikan berbagai kasus dalam kompetisi ini. Ini berkat pembelajaran dan pemahaman Vina selama kuliah di UM Bandung.

“Alhamdulillah, karena ada mata kuliah Farmasi yang cocok dengan lombanya, jadi saya punya gambaran apa yang harus saya pelajari untuk lomba PCE,” ujar perempuan yang juga hobi public speaking ini.

Vina merupakan salah satu dari sekian banyak mahasiswa UM Bandung yang mengharumkan nama kampus dengan prestasi yang membanggakan. Selamat untuk Vina. (FK)

Kabar6

Kisah Mahasiswa Idaqu, Pernah Jualan Bakso Bakar

Kabar6 – Taufik terbiasa disiplin memanfaatkan waktunya dengan sebaik-baiknya. Seperti saat diskusi di Institut Daarul Qur’an, awal pekan lalu. Pemuda itu tampak terburu-buru setelah selesai wawancara, karena harus kembali ke Rumah Tahfizh untuk mengajar.

Pemilik bernama lengkap Taufik Abdullah ini merupakan mahasiswa Institut Daarul Qur’an yang pernah mendapatkan program beasiswa. Taufik, demikian ia disapa, juga seorang pengajar di Rumah Tahfizh di Karawaci, di bawah Koordinator Wilayah RTC wilayah Banten.

Mahasiswi jurusan Al-Qur’an dan Hadits itu terlihat rapi dengan balutan kemeja hitam dan celana abu-abu. Tak lupa topi newsbooy berwarna abu-abu yang membuatnya semakin terlihat elegan.

Namun, siapa sangka pemuda keren ini adalah seorang hafidz Alquran 30 juz. Penampilannya yang menarik, meski bergaya klasik, membuat Taufik tidak terlihat seperti ustadz pada umumnya. Memang selain mengajar, ia juga mahasiswa di Institut Daarul Qur’an.

Dalam kesempatan itu, Taufik menceritakan latar belakangnya. Ternyata, ia adalah seorang perantau asal Medan yang merantau ke ibu kota hanya untuk menuntut ilmu.

Semua berawal dari keputusannya untuk masuk ke Rumah Tahfizh di Medan. Rumah Tahfizh berada di bawah naungan PPPA Daarul Qur’an Medan. Taufik masuk ke Rumah Tahfizh karena ingin menghafal Al-Qur’an.

“Saat itu saya sedang mencari program tahfizh di internet dan kemudian saya mendapatkan informasi di Rumah Tahfizh Daarul Qur’an. Setelah itu langsung daftar dan Alhamdulillah lolos, masuk kesana,” kata Taufik.

Dia begitu serius ketika memutuskan untuk masuk ke Rumah Tahfizh. Keputusan ini pun mendapat restu dari orang tuanya. Bahkan, ada satu pesan dari ayahnya yang masih diingatnya hingga saat ini.

“Belajarlah sampai tidak punya teman, pasti banyak didatangi teman,” kata Taufik mengingat pesan ayahnya.

Taufik benar-benar mengimplementasikan pesan tersebut. Dia belajar keras sehingga dia tidak punya banyak waktu dan teman untuk bermain. Namun, ia membuktikan sendiri bahwa ketika sudah hapal 30 juz, banyak teman yang datang kepadanya.

Ya, Taufik berhasil menyelesaikan Al-Qur’an di Rumah Tahfizh. Dia membutuhkan waktu sekitar satu tahun untuk menghafal 30 juz. Ia tidak menyangka akan banyak keajaiban yang terjadi dalam hidupnya setelah menghafal Al-Qur’an.

Salah satu yang paling berkesan adalah kesempatan belajar gratis di Institut Daarul Qur’an. Namun, jauh dari keluarga bukanlah hal yang mudah. Dia harus berjuang dari kerasnya kehidupan di kota sendirian.

Sebut saja untuk kebutuhan sehari-hari, Taufik rela menjadi penjual bakso bakar di awal-awal kuliah. Hal itu ia lakukan agar lebih mandiri dan tidak bergantung pada orang tuanya. Ingat, sebelumnya dia menerima uang dari orang tuanya.

“Saya tidak ingin menjadi beban orang tua saya, jadi saya harus mencari uang sendiri di sini. Sebelumnya, dia menghadiri KH. Yusuf Mansur dan dia menyuruh jemaah untuk memanggil orang tuanya dan mengatakan tidak mengirim uang lagi, jadi Saya melakukan itu,” jelasnya.

**Baca juga: UPTD PJJ Pandeglang Rutin Lakukan Perbaikan Jalan Ahmad Yani

Sejak itu, dia tidak pernah meminta uang kepada orang tuanya.

“Jadi, berapa pun uang yang saya pegang, saya harus bisa menggunakannya untuk kebutuhan pribadi saya,” imbuhnya.

Kebesaran Tuhan kembali terbukti. Tak lama kemudian, ia mendapat tawaran untuk mengajar di Rumah Tahfizh. Dia tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Ia menjalankan tugasnya sebagai guru dengan baik sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan. Hingga kini ia masih bertahan sebagai pengajar di Rumah Tahfizh.

Taufik selalu bisa membagi waktunya antara mengajar dan kuliah. Cita-citanya sendiri adalah menjadi pengusaha dan mendirikan pesantren penghafal Al-Qur’an. Dia ingin ilmunya bermanfaat untuk anak-anak yang sama seperti dia beberapa tahun yang lalu.

Mari dukung mereka menjadi ulama penghafal Al-Qur’an dengan sedekah terbaikmu. Klik di sini untuk memberikan sumbangan. (merah)

Cetak Ramah, PDF & Email
Taufik, Mahasiswa Idaqu yang Jadi Pengajar Rumah Tahfizh, Pernah Jualan Bakso Bakar

Taufik, Mahasiswa Idaqu yang Jadi Pengajar Rumah Tahfizh, Pernah Jualan Bakso Bakar

NONSTOPNEWS.ID – Taufik tidak memiliki banyak waktu luang setiap hari. Seperti dalam perbincangan di Institut Daarul Qur’an, Selasa (17/1/2023) sore lalu. Ia tampak terburu-buru karena harus kembali ke Rumah Tahfizh untuk mengajar.

Pemilik nama lengkap Taufik Abdullah, mahasiswa Institut Daarul Qur’an penerima program beasiswa. Taufik, demikian ia biasa disapa, juga seorang pengajar di Rumah Tahfizh di Karawaci, di bawah Koordinator Wilayah RTC wilayah Banten.

Mahasiswi jurusan Al-Qur’an dan Hadits itu terlihat rapi dengan balutan kemeja hitam dan celana abu-abu. Jangan lupakan topinya newsbooy abu-abu yang membuatnya terlihat lebih elegan.

Namun, siapa sangka pemuda keren ini adalah seorang hafidz Alquran 30 juz. Penampilannya yang menarik, meski bergaya klasik, membuat Taufik tidak terlihat seperti ustadz pada umumnya. Memang selain mengajar, ia juga mahasiswa di Institut Daarul Qur’an.

Dalam kesempatan itu, Taufik menceritakan latar belakangnya. Ternyata, ia adalah seorang perantau asal Medan yang merantau ke ibu kota hanya untuk menuntut ilmu.

Semua berawal dari keputusannya untuk masuk ke Rumah Tahfizh di Medan. Rumah Tahfizh berada di bawah naungan PPPA Daarul Qur’an Medan. Taufik masuk ke Rumah Tahfizh karena ingin menghafal Al-Qur’an.

“Saat itu saya sedang mencari program tahfizh di internet kemudian saya dapat informasi di Rumah Tahfizh Daarul Qur’an. Setelah itu saya langsung daftar dan alhamdulillah lulus, saya masuk ke sana,” kata Taufik.

Dia begitu serius ketika memutuskan untuk masuk ke Rumah Tahfizh. Keputusan ini pun mendapat restu dari orang tuanya. Bahkan, ada satu pesan dari ayahnya yang masih diingatnya hingga saat ini.

“Belajarlah sampai tidak punya teman, pasti banyak didatangi teman,” kata Taufik mengingat pesan ayahnya.

Taufik benar-benar mengimplementasikan pesan tersebut. Dia belajar keras sehingga dia tidak punya banyak waktu dan teman untuk bermain. Namun, ia membuktikan sendiri bahwa ketika sudah hapal 30 juz, banyak teman yang datang kepadanya.

Ya, Taufik berhasil menyelesaikan Al-Qur’an di Rumah Tahfizh. Dia membutuhkan waktu sekitar satu tahun untuk menghafal 30 juz. Ia tidak menyangka akan banyak keajaiban yang terjadi dalam hidupnya setelah menghafal Al-Qur’an.

Salah satu yang paling berkesan adalah kesempatan belajar gratis di Institut Daarul Qur’an. Namun, jauh dari keluarga bukanlah hal yang mudah. Dia harus berjuang dari kerasnya kehidupan di kota sendirian.

Sebut saja untuk kebutuhan sehari-hari, Taufik rela menjadi penjual bakso bakar di awal-awal kuliah. Hal itu ia lakukan agar lebih mandiri dan tidak bergantung pada orang tuanya. Ingat, sebelumnya dia menerima uang dari orang tuanya.

“Saya tidak ingin menjadi beban orang tua saya, jadi saya harus mencari uang sendiri di sini. Saya dulu menghadiri kuliah umum KH. Yusuf Mansur dan dia mengatakan kepada jamaah untuk memanggil orang tua saya dan menyuruh mereka untuk tidak mengirim uang. lagi, jadi saya melakukan itu,” jelasnya.

Taufik justru menghubungi orang tuanya dan mengatakan tidak akan mengiriminya uang lagi. Sejak itu, dia tidak pernah meminta uang kepada orang tuanya. (ris)

IKUTI BERITA LAINNYA DI BERITA GOOGLE