NINNA.ID – Istri Ganjar Pranowo, Siti Atikoh Supriyanti, hingga kini tak banyak bicara. Namun di media sosial, ia kerap terlihat mesra dengan sang suami.
Menjadi istri seorang Gubernur, membuat namanya dikenal publik. Siti Atikoh Supriyanti dikenal memiliki karakter yang ramah dan murah senyum.
Sosok Siti Atikoh memang membuat banyak orang penasaran dengan biodata dan informasi terkait wanita ini.
Menurut berbagai sumber, Siti Atikoh lahir di Purbalingga, tahun 1971. Ia diketahui merupakan cucu seorang ulama di lingkungan Nahdlatul Ulama (NU) Karanganyar, Purbalingga.
SPONSOR
Tak sembarangan, kakek yang akrab disapa KH. Hisyam A Karim yang merupakan pendiri pondok pesantren Riyadus Sholikhin Kalijaran.
PNS Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa (Bapermasdes) Jateng,
Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Tengah
Nama Suami : H. Ganjar Pranowo SH, M.IP
Nama anak : Muhammad Zinedine Alam Ganjar
Kakek : KH Hisyam A Karim
Mertua : Pamuji, Sri Suparmi
Hobi: Bersepeda
Akun Instagram: @atikoh.s
Kisah Cinta Siti Atikoh dengan Suaminya
Siti Atikoh dan suaminya, Ganjar Pranowo sering menghabiskan waktu bersama. Salah satu aktivitasnya adalah bersepeda, banyak orang yang kagum dengan kemesraan keduanya.
Diketahui, ia pertama kali bertemu saat menjalani kuliah kerja nyata (KKN) bersama. Siti Atikoh dan Ganjar Pranowo sedang menempuh pendidikan tinggi di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Saat kuliah, Siti Atikoh adalah adik dari Ganjar Pranowo, keduanya terpaut 3 tahun.
Kuliah di kampus yang sama membuat keduanya sering bertemu. Kisah cinta keduanya berlanjut hingga pelaminan, Siti Atikoh dan Ganjar Pranowo menikah pada 1999.
Dua tahun kemudian, tepatnya pada 14 Desember 2001, Atikoh dan Ganjar dikaruniai seorang anak bernama Muhammad Zinedine Alam Ganjar.
Hingga kini, kemesraan Atikoh dan Ganjar membuat banyak orang kagum.
TIMESINDONESIA, MALANG – Pada hari ke-3 workshop program penguatan karakter unggul bagi dekan, dosen dan mahasiswa Fakultas Agama Islam Unisma MalangMasukkan satuan 2.
Salah satu rangkaian kegiatan workshop unit 2 membahas bagaimana menciptakan ekosistem positif di kampus. Kegiatan ini difasilitasi oleh Innovation for Indonesian School Children (INOVASI) sebuah program kerjasama antara pemerintah Australia dan Indonesia.
Iklan
Kegiatan ini merupakan tindak lanjut komitmen FAI UNISMA dalam penguatan karakter unggul mahasiswa khususnya Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) dan Pendidikan Agama Islam Anak Usia Dini (PIAUD) FAI UNISMA dengan mengintegrasikan Profil Mahasiswa Pancasila, 21st Century Skills , dan Nilai Aswaja.
Kegiatan yang diikuti oleh 25 peserta yang terdiri dari dekan, dosen dan mahasiswa ini digelar di Ruang Rapat Raung, Hotel Aria Gajahyana Malang, Minggu (29/1/2023). Seluruh anggota FAI Unisma memiliki peran penting dalam menciptakan ekosistem yang positif, baik di lingkungan FAI Unisma maupun di lingkungan perkuliahan. Dijelaskan narasumber workshop Dr. Eko Setiawan, M.Pd.
“Menciptakan ekosistem yang positif merupakan tanggung jawab seluruh elemen di Fakultas dan Program Studi, yang sangat mendukung penguatan karakter unggul mahasiswa,” ujar Eko.
Sementara itu, pembicara lainnya, Indra Musthofa, M.Pd.I juga menjelaskan kepada peserta bahwa membangun ekosistem yang positif membutuhkan kesepakatan dan kemauan dari seluruh anggota FAI UNISMA.
“Ekosistem positif dibangun dalam rangka membentuk mahasiswa yang menganut dan menerapkan nilai-nilai Pancasila, kecakapan abad 21, dan nilai-nilai Aswaja yang dibutuhkan dalam kehidupan. Perlu ada kesepakatan dan kemauan dari seluruh anggota FAI Unisma agar ekosistem yang positif dapat terwujud,” ujar Indra.
Dalam workshop unit 2 ini, peserta secara berkelompok saling berdiskusi untuk menentukan karakter unggulan yang akan diperkuat dan juga mengidentifikasi karakteristik ekosistem yang positif. Ekosistem yang positif dapat dilihat dari lingkungan yang bebas dari bullying, intoleransi dan kekerasan, ramah terhadap warga kampus, inklusif, komunikasi efektif dan saling menghargai. Hasil diskusi dituangkan dalam mengumumkan dan ditempelkan pada flipchart.
Salah satu isu yang muncul dan paling disoroti adalah kasus bullying. Dari hasil penilaian awal terhadap karakter siswa, sebagian besar dari mereka pernah menjadi korban bahkan pelaku bullying. Tentu saja kasus bullying yang terjadi di kampus merupakan masalah yang serius dan dapat merugikan mahasiswa baik secara fisik maupun psikis.
M. Adri Budi selaku Manajer INOVASI Jawa Timur menjelaskan bahwa bullying merupakan masalah yang sangat besar dan harus diatasi.
“FAI harus bisa melakukan upaya mengatasi bullying dan juga melakukan pencegahan. FAI dapat membentuk gugus tugas melawan perundungan, intoleransi, dan kekerasan. Selain itu, juga bisa membuat poster di kelas untuk mengkampanyekan dampak negatif dari bullying,” ujar Adri.
Pada kesempatan yang sama Khoirul Anam selaku Pembimbing INOVASI memberikan apresiasi kepada FAI Unisma.
“Perpaduan 4 unsur yaitu Profil Mahasiswa Pancasila, Ketrampilan Abad 21, nilai-nilai Aswaja dan juga GEDSI merupakan sesuatu yang baru dan luar biasa. Hal ini tentunya tidak mudah, FAI Unisma dapat menjadi embrio untuk memperkuat karakter unggul,” pungkas Khoirul .
Setelah workshop selesai, selanjutnya akan dilakukan pendampingan untuk merealisasikan apa yang telah dibahas bersama dan akan diimplementasikan di lingkungan kampus maupun di perkuliahan.
TRIBUNNEWS.COM – SEBUAH siswa Universitas Suryakancana (Unsur) CianjurSelvi Amelia Nuraeni meninggal dunia setelah menjadi korban Tabrak lari.
Kejadian Tabrak lari itu terjadi di Jalan Raya Bandung, Cianjur tepatnya di Desa Sabandar, Desa Sabandar, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Cianjur.
Berdasarkan informasi yang diperoleh, kecelakaan itu terjadi pada Jumat (20/1/2023) sekitar pukul 14.45 atau 15.45 WIB.
Kasus Tabrak lari yang mengakibatkan kematiannya Selvi Amelia Nuraini Viral di media sosial karena pelakunya tidak tertangkap dan mendapat perhatian dari Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Bahkan, muncul narasi pelaku Tabrak lari adalah bagian dari kelompok perwira polisi senior.
Adapun sosok Selvi Amelia Nuraeni diketahui merupakan mahasiswi Fakultas Hukum Dasar.
Mengutip keterangan di akun Instagram Element, Selvi Amelia Nuraeni adalah siswa angkatan 2022.
Dia baru saja mengikuti kuliah semester 1 di Elements.
Selvi Amelia Nuraeni juga meninggal di usia yang masih sangat muda, yakni 19 tahun.
Ungkapan duka pun mengalir untuk mendiang Selvi Amelia Nuraeni.
Salah satunya dalam postingan Facebook yang diduga dilakukan ibunda Selvi Amelia Nuraeni, Ida Saidah.
Awalnya, akun Ida Saidah menulis kabar duka terkait kepergian Selvi Amelia Nuraeni.
Dalam postingannya, tulis Ida Saidah, pihak keluarga sudah menerima nasib tersebut.
Ia pun berharap agar sang anak mendapat tempat yang mulia di sisi Allah SWT.
Ida Saidah juga menulis bahwa pelaku yang menyebabkan kematian Selvi Amelia Nuraeni mendapat petunjuk dan petunjuk.
“Innalillahi wa inna ilaihi rajiun. Ananda Selvi Amelia Nuraini telah kembali kepada pemiliknya yang sah pada tanggal 20 Januari 2023.”
“Kami sekeluarga menerima takdir ini, semoga anak kami mendapatkan tempat yang mulia di sisi Allah SWT.”
“Kepada para pelaku yang merasa telah menjadi penyebab hilangnya nyawa anak-anak kami, kami berharap mereka mendapat hidayah dan bimbingan,” tulis Ida Saidah.
Di postingan lainnya, Ida Saidah menulis tentang banyaknya orang yang mencintai dan mendoakan sosok tersebut Selvi Amelia Nuraini.
Ida Saidah juga percaya dengan kinerja polisi Cianjur yang akan mengusut tuntas kasus tersebut Tabrak lari siapa yang membunuh anak itu.
“Putri kami yang cantik, begitu banyak cinta dan doa untukmu.”
“Kami percaya dengan kinerja Polri Cianjur Kami akan menyelidiki secara menyeluruh dan menemukan pelakunya.”
“Semoga Allah SWT selalu berada di sisimu nak,” tulis Ida Saidah.
Saat menanggapi sejumlah ucapan belasungkawa, Ida Saidah pun mengungkapkan sosoknya Selvi Amelia Nuraini.
dia menyebutkan, Selvi Amelia Nuraini adalah anak yang baik, penurut, rajin, ceria, dan menyenangkan banyak orang.
“Ayah, Ibu terkasih, terima kasih telah mendoakan putra kami yang baik, penurut, rajin, ceria, dan menyenangkan banyak orang.”
“Semoga kebaikan Bapak dan Ibu mendapat balasan yang melimpah dari Allah SWT,” dia menulis.
Ucapan belasungkawa juga datang dari kampus Elements melalui akun Instagram mereka.
“Seluruh civitas akademika Universitas Suryakancana mengucapkan turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas meninggalnya beliau Selvi Amelia NurainiMahasiswa Program Studi Hukum 2022.”
“Semoga almarhum ditempatkan di tempat yang paling mulia di sisi-Nya. Amin,” tulis akun @elemen.official.
Turut berduka cita dari Universitas Suryakancana atas meninggalnya Selvi Amelia Nuraini (Instagram Universitas Suryakancana)
Begitu juga dengan Fakultas Hukum Dasar. Bahkan sebuah angka siswa Universitas Suryakancana mengadakan pembagian bunga di TKP kematiannya Selvi Amelia Nuraini pada Senin (23/1/2023).
Aksi solidaritas ini dilakukan oleh siswa perwakilan dari masing-masing fakultas di Jalan Raya Bandung, Desa Bojong, Kecamatan Karangtengah dengan arahan dari Ketua BEM Fakultas Hukum Universitas Suryakancana.
Kegiatan ini dilakukan karena adanya pelaku Tabrak lari belum menemukan.
“Kami doakan semoga almarhum diterima amal baiknya dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan,” tulis akun Instagram @fhelemen.
Sejumlah mahasiswa Universitas Suryakancana menggelar tabur bunga di TKP kematian Selvi Amelia Nuraini, Senin (23/1/2023).
Berita kematiannya Selvi Amelia Nuraini karena peristiwa Tabrak lari juga diunggah oleh Pengacara dan Dosen Fakultas Hukum Dasar Yudi Junadi.
Pengacara senior spesialis HAM ini mengungkapkan, pelaku yang menabrak Selvi Amelia Nuraini belum menemukan.
Yudi Junadi mencurigai sosok pelaku Tabrak lari Itu adalah salah satu mobil rombongan yang mengawal petinggi Polri dari Jakarta.
“Terkait meninggalnya Selvi Amalia Nuraeni, siswa Kami di FH Elements, Jum’at (01/2023) pukul 14.45 atau 15.45 di Jalan Raya Bandung dekat grosir Kawan Baru, yang diduga ditabrak salah satu mobil rombongan yang mengawal petinggi polsek dari Jakarta, sejauh ini pelaku belum terungkap,” tulis Yudi Junadi di akun Instagramnya.
Yudi Junadi juga menyinggung kesan polisi yang menutup-nutupi kasus kecelakaan lain.
Hal ini tidak sesuai dengan program Presisi dan semboyan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
“Bahkan, tampaknya aparat penegak hukum setempat menutupinya.”
“Ini tidak sesuai dengan program dan slogan PRESISI yang digariskan Kapolri @listyosigitprabowo,” lanjut Yudi Junadi.
Ia menambahkan, jika Kapolres Cianjur Jika tidak mampu menangani kasus ini, lebih baik diserahkan ke Mabes Polri.
Yudi juga meminta polisi tidak melontarkan sejumlah pernyataan yang janggal dan tidak masuk akal.
“Kalau Kapolri @donihermawan02 tidak sanggup menangani kasusnya, serahkan saja ke Mabes Polri.”
“Dan, tidak perlu membuat pernyataan konyol dan tidak masuk akal.”
“Hasil penyelidikan kami telah menemukan bukti awal yang cukup.”
“Jangan sampai salah penanganan karena faktor “bos dan bawahan”, kasus Calamity jadi heboh,” dia berkata.
Postingan Yudi Junadi mendapat balasan dari akun Kapolri yang mengabarkan akan segera mengusut kasus ini.
“Terima kasih atas informasinya, akan segera kami cek” tulis akun @listyosigitprabowo.
Kabar meninggalnya Selvi Amelia Nuraini akibat peristiwa tabrak lari juga diunggah oleh pengacara sekaligus dosen Fakultas Hukum Dasar, Yudi Junadi.
Menurut AKBP Doni Hermawan, kecelakaan bermula saat Selvi Amalia Nuraini berkendara dari arah Bandung. Cianjur dengan mengendarai sepeda motor.
Saat di TKP, sepeda motor yang dikemudikan Selvi menabrak bagian belakang kendaraan bus yang melaju searah di depannya.
Akibatnya motor Selvi jatuh ke kiri.
Sedangkan Selvi terjatuh ke kanan, namun masih on track.
“Sekaligus melintas kendaraan yang diduga menjadi penyebab kecelakaan yang mengakibatkan meninggalnya korban yaitu kendaraan yang pemiliknya masih kita selidiki.”
“Namun berdasarkan keterangan saksi-saksi yang telah kami periksa dan juga bukti CCTV yang telah kami analisa, bahwa benar telah terjadi kecelakaan yang melibatkan sepeda motor yang mengakibatkan meninggalnya korban akibat bertabrakan dengan kendaraan yang kami sedang melakukan pencarian,” kata AKBP Doni Hermawan, Rabu (25/1/2023), dikutip dari akun Instagram resmi Polri. Cianjur.
Lanjut AKBP Doni, Selvi Amalia Nuraini meninggal dunia akibat luka di kepala.
“Padahal saat itu korban memakai helm karena saat ditemukan di TKP korban masih memakai helm dan terkunci,” ujarnya.
Berdasarkan hasil pemeriksaan para saksi dan dari rekaman CCTV, semuanya mengarah pada Audi sedan tipe A8 berwarna hitam jika dilihat dari bentuk kendaraannya, karena ini adalah hasil rekaman CCTV.
“Kendaraan tersebut adalah kendaraan yang masuk ke dalam rombongan pengawalan dalam artian tidak masuk rombongan utama dan memaksa masuk rombongan pengawalan, dan kami pastikan mobil tersebut bukan rangkaian pengawalan melainkan mobil yang juga rombongan pengawalan. termasuk dalam kelompok itu,” katanya.
Terkait kasus Tabrak lari Saat ini, AKBP Doni mengaku sudah bekerja maksimal untuk mengungkap para pelaku Tabrak lari.
“Kami dari Polri Cianjur berusaha semaksimal mungkin untuk mengungkap kasus ini, kami telah melakukan penyelidikan dan memeriksa saksi-saksi dan juga mengumpulkan barang bukti.”
“Kami sudah membentuk tim khusus gabungan dari Bareskrim Polri Cianjur dan Sat Gakkum Satuan Polisi Cianjur,” dia berkata.
Apakah mahasiswa sudah siap memasuki dunia perkuliahan? Sebelum mengikuti Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) 2023, calonsiswa intip saja istilah-istilah yang akan ditemui di dunia perkuliahan.
Baik yang akan mengikuti jalur prestasi (SNBP) maupun jalur ujian (SNBT), nantinya akan menghadapi dunia perkuliahan yang hampir sama. Oleh karena itu, calon mahasiswa perlu memahami beberapa istilah agar lebih mudah beradaptasi.
Berikut istilah-istilah dalam dunia perkuliahan yang dikutip dari akun Instagram BP3 Kemdikbud.
ASDOS adalah singkatan dari Teaching Assistant, yaitu mahasiswa atau fresh graduate yang ditugaskan untuk membantu dosen dalam kegiatan perkuliahan.
B
Beban Studi
Jumlah Satuan Kredit Semester (SKS) yang harus ditempuh mahasiswa selama masa studi.
BEM
BEM adalah Badan Eksekutif Mahasiswa. BEM adalah organisasi mahasiswa di kampus. BEM biasanya terdapat di tingkat fakultas hingga tingkat universitas.
C
Komunitas Akademik
Istilah berikutnya di kampus adalah civitas akademika. Civitas akademika terdiri dari dosen, mahasiswa, dan seluruh badan pengelola kampus.
Cum Laude
Gelar untuk mahasiswa yang berhasil lulus dari perguruan tinggi dengan IPK lebih dari 3,5 atau sesuai kebijakan kampus masing-masing.
Cuti Akademik
Izin yang diberikan kepada mahasiswa untuk tidak mengikuti kegiatan akademik perkuliahan karena alasan tertentu. Perizinan ini dilakukan dengan memperhatikan beberapa syarat sesuai dengan masing-masing kampus.
D
Dekan
Dosen pada perguruan tinggi yang mempunyai tugas khusus mengajar dan menjadi pimpinan fakultas.
Penceramah
Tenaga pengajar pada perguruan tinggi yang mempunyai tugas pokok mengajar, membimbing, dan/atau melatih mahasiswa dalam melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
Pembimbing/Penasihat Akademik (PA)
Dosen bertugas mendampingi dan memberikan konsultasi akademik kepada mahasiswa selama kuliah. Layanan konsultasi yang diberikan meliputi langkah-langkah menyusun rencana studi dan memberikan pertimbangan dalam memilih mata kuliah dan jumlah sks yang akan diambil sesuai dengan progres studi masing-masing mahasiswa.
e
Adanya
Perpanjangan atau lanjutan program diploma/vokasi ke tingkat sarjana.
F
Fakultas
Bagian dari perguruan tinggi yang terdiri dari beberapa jurusan dengan bidang studi yang sama. Fakultas dipimpin oleh seorang dekan.
G
Gelar akademik
Gelar yang diberikan kepada lulusan perguruan tinggi, misalnya S.Pd., M.Si., dll. Gelar yang diperoleh lulusan perguruan tinggi akan dicantumkan pada ijazah beserta nama fakultas, program studi, dan tanggal kelulusan.
H
Hima
Hima adalah kependekan dari Himpunan Mahasiswa. Hima merupakan organisasi kemahasiswaan yang mewakili setiap jurusan di setiap fakultas.
Saya
Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)
Nilai keseluruhan seorang mahasiswa dari beban studi yang ditempuhnya selama perkuliahan.
Indeks Prestasi Semester (IP/IPS)
Nilai keseluruhan mahasiswa terhadap beban studi yang ditempuhnya selama satu semester. IP atau IPS ini diukur dengan total SKS mata kuliah yang diambil, dikalikan dengan bobot masing-masing mata kuliah, dan dibagi dengan total SKS mata kuliah tersebut.
J
Besar
Bagian dari fakultas yang bertanggung jawab mengelola dan mengembangkan bidang studi tertentu.
K
Kalender akademik
Jadwal dalam satu tahun yang disusun oleh pejabat pendidikan tinggi yang meliputi waktu penerimaan mahasiswa, masa perkuliahan, ujian, liburan, dll.
KHS
KHS atau Kartu Hasil Studi adalah hasil atau nilai yang diperoleh suatu mata kuliah selama satu semester. KHS ibarat rapor di tingkat sekolah.
KKN
KKN adalah Kuliah Kerja Nyata. KKN merupakan kegiatan pengabdian masyarakat di luar kampus dan biasanya dilaksanakan pada semester akhir.
KTM
KTM atau singkatan dari Kartu Tanda Mahasiswa. KTM biasanya didapatkan pada awal semester dan menjadi bukti sebagai mahasiswa.
KRS
KRS atau Kartu Rencana Studi adalah lembaran yang berisi daftar mata kuliah dan jumlah sks yang akan diambil mahasiswa pada semester berikutnya.
M
Matrikulasi
Matrikulasi merupakan program penyetaraan atau persamaan mata pelajaran bagi mahasiswa baru.
N
NIM
Nomor Induk Mahasiswa atau biasa disebut NIM merupakan hal penting bagi mahasiswa. NIM adalah bukti resmi sebagai mahasiswa di universitas.
P
pedagang kaki lima
PKL atau Praktek Kerja Lapang adalah kegiatan magang di suatu perusahaan untuk memenuhi kebutuhan kuliah.
PPL PPL atau Praktek Pengalaman Lapangan merupakan proses pembelajaran di sekolah bagi mahasiswa program studi pendidikan untuk memenuhi standar profesi guru.
R
Rektor
Rektor adalah seseorang yang memimpin perguruan tinggi.
S
Senat Akademik
Badan normatif tertinggi di perguruan tinggi. Senat akademik terdiri atas rektor, dekan, guru besar, perwakilan dosen nonprofesional, dan unsur lain yang ditunjuk.
SIAKAD
SIAKAD atau Sistem Informasi Akademik merupakan layanan online untuk memudahkan mahasiswa dalam kegiatan administrasi kampus. Siswa juga menggunakan SIAKAD saat menyiapkan jadwal kuliah dan membayar biaya kuliah.
SKS atau Satuan Kredit Semester adalah satuan mata kuliah yang ditempuh per semester. Biasanya pada semester pertama SKS disiapkan oleh pihak universitas, sedangkan untuk semester berikutnya Anda akan menyusunnya sendiri.
SP
SP atau Short Semester adalah semester tambahan yang bersifat pilihan bagi mahasiswa yang ingin mengulang mata kuliah tertentu. SP biasanya diadakan antara semester ganjil dan genap.
kamu
UKM
UKM atau Unit Kegiatan Mahasiswa sama dengan ekstrakurikuler di SMA. UKM merupakan wadah untuk menyalurkan minat dan bakat bagi mahasiswa.
W
Kelulusan
Wisuda merupakan akhir dari masa perkuliahan di suatu universitas.
Y
Pengadilan
Yudisium adalah penentuan nilai akhir semua mata kuliah. Yudisium dilaksanakan setelah ujian skripsi dan berkaitan dengan kelulusan siswadari kampus.
Menonton video “Keluarkan Ijazah Tanpa Dosen, Akreditasi Perguruan Tinggi di Surabaya Dicabut“ [Gambas:Video 20detik] (faz/dua)
Banten, AkselNews.com – Taufik Abdullah, adalah mahasiswa Institut Daarul Qur’an penerima program beasiswa. Taufik, sapaan akrabnya, juga seorang guru sekaligus Rumah Tahfizh di Karawacidi bawah Koordinator Wilayah RTC wilayah Banten.
Dalam perbincangan di Institut Daarul Qur’an, Selasa (17/1) siang lalu, ia tampak terburu-buru karena harus kembali ke Rumah Tahfizh untuk mengajar.
Dengan menggunakan kemeja hitam, celana abu-abu, topi newsbooy abu-abu membuat tampilan semakin elegan. Mahasiswa jurusan Al-Qur’an dan Hadits terlihat sangat rapi.
Jika dilihat secara kasat mata, siapa sangka pemuda keren ini adalah seorang hafidz Al-Qur’an 30 juz. Penampilannya yang menarik meski bergaya klasik membuat Taufik tidak terlihat seperti ustadz biasa. Memang selain mengajar, ia juga mahasiswa di Institut Daarul Qur’an.
Dalam kesempatan itu, Taufik menceritakan latar belakangnya. Ternyata, ia adalah seorang perantau asal Medan yang merantau ke ibu kota hanya untuk menuntut ilmu.
Semua berawal dari keputusannya untuk masuk ke Rumah Tahfizh di Medan. Rumah Tahfizh berada di bawah naungan PPPA Daarul Qur’an Medan. Taufik masuk ke Rumah Tahfizh karena ingin menghafal Al-Qur’an.
“Saat itu saya sedang mencari program tahfizh di internet dan kemudian saya mendapatkan informasi di Rumah Tahfizh Daarul Qur’an. Setelah itu langsung daftar dan Alhamdulillah lolos, masuk kesana,” kata Taufik, dalam rilis yang diterima AkselNews.com.
Dia begitu serius ketika memutuskan untuk masuk ke Rumah Tahfizh. Keputusan ini pun mendapat restu dari orang tuanya. Bahkan, ada satu pesan dari ayahnya yang masih diingatnya hingga saat ini.
“Belajarlah sampai tidak punya teman, pasti banyak didatangi teman,” kata Taufik mengingat pesan ayahnya.
Taufik benar-benar mengimplementasikan pesan tersebut. Dia belajar keras sehingga dia tidak punya banyak waktu dan teman untuk bermain. Namun, ia membuktikan sendiri bahwa ketika sudah hapal 30 juz, banyak teman yang datang kepadanya.
Ya, Taufik berhasil menyelesaikan Al-Qur’an di Rumah Tahfizh. Dia membutuhkan waktu sekitar satu tahun untuk menghafal 30 juz. Ia tidak menyangka akan banyak keajaiban yang terjadi dalam hidupnya setelah menghafal Al-Qur’an.
Salah satu yang paling berkesan adalah kesempatan belajar gratis di Institut Daarul Qur’an. Namun, jauh dari keluarga bukanlah hal yang mudah. Dia harus berjuang dari kerasnya kehidupan di kota sendirian.
Sebut saja untuk kebutuhan sehari-hari, Taufik rela menjadi penjual bakso bakar di awal-awal kuliah. Hal itu ia lakukan agar lebih mandiri dan tidak bergantung pada orang tuanya. Ingat, sebelumnya dia menerima uang dari orang tuanya.
“Saya tidak ingin menjadi beban orang tua saya, jadi saya harus mencari uang sendiri di sini. Sebelumnya, dia menghadiri KH. Yusuf Mansur dan dia menyuruh jemaah untuk memanggil orang tuanya dan mengatakan tidak mengirim uang lagi, jadi Saya melakukan itu,” jelasnya.
Taufik justru menghubungi orang tuanya dan mengatakan tidak akan mengiriminya uang lagi. Sejak itu, dia tidak pernah meminta uang kepada orang tuanya.
“Jadi, berapa pun uang yang saya miliki, saya harus bisa menggunakannya untuk kebutuhan pribadi. Seringkali mereka seolah-olah membohongi orang tuanya dengan mengatakan jika mereka masih punya uang, uangnya sudah cukup,” imbuhnya.
Kebesaran Tuhan kembali terbukti. Tak lama kemudian, ia mendapat tawaran untuk mengajar di Rumah Tahfizh. Dia tidak menyia-nyiakan kesempatan itu.
Ia menjalankan tugasnya sebagai guru dengan baik sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan. Hingga kini ia masih bertahan sebagai pengajar di Rumah Tahfizh.
Taufik selalu bisa membagi waktunya antara mengajar dan kuliah. Cita-citanya sendiri adalah menjadi pengusaha dan mendirikan pesantren penghafal Al-Qur’an. Dia ingin ilmunya bermanfaat untuk anak-anak yang sama seperti dia beberapa tahun yang lalu. (Zal)
NONSTOPNEWS.ID – Taufik tidak memiliki banyak waktu luang setiap hari. Seperti dalam perbincangan di Institut Daarul Qur’an, Selasa (17/1/2023) sore lalu. Ia tampak terburu-buru karena harus kembali ke Rumah Tahfizh untuk mengajar.
Pemilik nama lengkap Taufik Abdullah, mahasiswa Institut Daarul Qur’an penerima program beasiswa. Taufik, demikian ia biasa disapa, juga seorang pengajar di Rumah Tahfizh di Karawaci, di bawah Koordinator Wilayah RTC wilayah Banten.
Mahasiswi jurusan Al-Qur’an dan Hadits itu terlihat rapi dengan balutan kemeja hitam dan celana abu-abu. Jangan lupakan topinya newsbooy abu-abu yang membuatnya terlihat lebih elegan.
Namun, siapa sangka pemuda keren ini adalah seorang hafidz Alquran 30 juz. Penampilannya yang menarik, meski bergaya klasik, membuat Taufik tidak terlihat seperti ustadz pada umumnya. Memang selain mengajar, ia juga mahasiswa di Institut Daarul Qur’an.
Dalam kesempatan itu, Taufik menceritakan latar belakangnya. Ternyata, ia adalah seorang perantau asal Medan yang merantau ke ibu kota hanya untuk menuntut ilmu.
Semua berawal dari keputusannya untuk masuk ke Rumah Tahfizh di Medan. Rumah Tahfizh berada di bawah naungan PPPA Daarul Qur’an Medan. Taufik masuk ke Rumah Tahfizh karena ingin menghafal Al-Qur’an.
“Saat itu saya sedang mencari program tahfizh di internet kemudian saya dapat informasi di Rumah Tahfizh Daarul Qur’an. Setelah itu saya langsung daftar dan alhamdulillah lulus, saya masuk ke sana,” kata Taufik.
Dia begitu serius ketika memutuskan untuk masuk ke Rumah Tahfizh. Keputusan ini pun mendapat restu dari orang tuanya. Bahkan, ada satu pesan dari ayahnya yang masih diingatnya hingga saat ini.
“Belajarlah sampai tidak punya teman, pasti banyak didatangi teman,” kata Taufik mengingat pesan ayahnya.
Taufik benar-benar mengimplementasikan pesan tersebut. Dia belajar keras sehingga dia tidak punya banyak waktu dan teman untuk bermain. Namun, ia membuktikan sendiri bahwa ketika sudah hapal 30 juz, banyak teman yang datang kepadanya.
Ya, Taufik berhasil menyelesaikan Al-Qur’an di Rumah Tahfizh. Dia membutuhkan waktu sekitar satu tahun untuk menghafal 30 juz. Ia tidak menyangka akan banyak keajaiban yang terjadi dalam hidupnya setelah menghafal Al-Qur’an.
Salah satu yang paling berkesan adalah kesempatan belajar gratis di Institut Daarul Qur’an. Namun, jauh dari keluarga bukanlah hal yang mudah. Dia harus berjuang dari kerasnya kehidupan di kota sendirian.
Sebut saja untuk kebutuhan sehari-hari, Taufik rela menjadi penjual bakso bakar di awal-awal kuliah. Hal itu ia lakukan agar lebih mandiri dan tidak bergantung pada orang tuanya. Ingat, sebelumnya dia menerima uang dari orang tuanya.
“Saya tidak ingin menjadi beban orang tua saya, jadi saya harus mencari uang sendiri di sini. Saya dulu menghadiri kuliah umum KH. Yusuf Mansur dan dia mengatakan kepada jamaah untuk memanggil orang tua saya dan menyuruh mereka untuk tidak mengirim uang. lagi, jadi saya melakukan itu,” jelasnya.
Taufik justru menghubungi orang tuanya dan mengatakan tidak akan mengiriminya uang lagi. Sejak itu, dia tidak pernah meminta uang kepada orang tuanya. (ris)
TAUFIK tidak memiliki banyak waktu luang setiap hari. Seperti dalam perbincangan di Institut Daarul Qur’an, Selasa (17/1/2023) sore lalu. Ia tampak terburu-buru karena harus kembali ke Rumah Tahfizh untuk mengajar.
Pemilik nama lengkap Taufik Abdullah ini merupakan mahasiswa Institut Daarul Qur’an atau Idaqu yang pernah mendapatkan program beasiswa.
Taufik, demikian ia disapa, juga seorang pengajar di Rumah Tahfizh di Karawaci, di bawah Koordinator Wilayah RTC wilayah Banten.
Mahasiswi jurusan Al-Qur’an dan Hadits itu terlihat rapi dengan balutan kemeja hitam dan celana abu-abu. Tak lupa topi newsbooy berwarna abu-abu yang membuatnya semakin terlihat elegan.
Namun, siapa sangka pemuda keren ini adalah seorang hafidz Alquran 30 juz. Penampilannya yang menarik, meski bergaya klasik, membuat Taufik tidak terlihat seperti ustadz pada umumnya.
Memang selain mengajar, ia juga mahasiswa di Institut Daarul Qur’an.
Dalam kesempatan itu, Taufik menceritakan latar belakangnya. Ternyata, ia adalah seorang perantau asal Medan yang merantau ke ibu kota hanya untuk menuntut ilmu.
Semua berawal dari keputusannya untuk masuk ke Rumah Tahfizh di Medan. Rumah Tahfizh berada di bawah naungan PPPA Daarul Qur’an Medan. Taufik masuk ke Rumah Tahfizh karena ingin menghafal Al-Qur’an.
“Saat itu saya sedang mencari program tahfizh di internet dan kemudian saya mendapatkan informasi di Rumah Tahfizh Daarul Qur’an. Setelah itu langsung daftar dan Alhamdulillah lolos, masuk kesana,” kata Taufik.
Dia begitu serius ketika memutuskan untuk masuk ke Rumah Tahfizh. Keputusan ini pun mendapat restu dari orang tuanya. Bahkan, ada satu pesan dari ayahnya yang masih diingatnya hingga saat ini.
“Belajarlah sampai tidak punya teman, pasti banyak didatangi teman,” kata Taufik mengingat pesan ayahnya.
Taufik benar-benar mengimplementasikan pesan tersebut. Dia belajar keras sehingga dia tidak punya banyak waktu dan teman untuk bermain.
Namun, ia membuktikan sendiri bahwa ketika sudah hapal 30 juz, banyak teman yang datang kepadanya.
Ya, Taufik berhasil menyelesaikan Al-Qur’an di Rumah Tahfizh. Dia membutuhkan waktu sekitar satu tahun untuk menghafal 30 juz. Ia tidak menyangka akan banyak keajaiban yang terjadi dalam hidupnya setelah menghafal Al-Qur’an.
Salah satu yang paling berkesan adalah kesempatan belajar gratis di Institut Daarul Qur’an.
Namun, jauh dari keluarga bukanlah hal yang mudah. Dia harus berjuang dari kerasnya kehidupan di kota sendirian.
Sebut saja untuk kebutuhan sehari-hari, Taufik rela menjadi penjual bakso bakar di awal-awal kuliah.
Hal itu ia lakukan agar lebih mandiri dan tidak bergantung pada orang tuanya. Ingat, sebelumnya dia menerima uang dari orang tuanya.
“Saya tidak ingin menjadi beban orang tua saya, jadi saya harus mencari uang sendiri di sini. Sebelumnya, dia menghadiri KH. Yusuf Mansur dan dia menyuruh jemaah untuk memanggil orang tuanya dan mengatakan tidak mengirim uang lagi, jadi Saya melakukan itu,” jelasnya.
Taufik justru menghubungi orang tuanya dan mengatakan tidak akan mengiriminya uang lagi. Sejak itu, dia tidak pernah meminta uang kepada orang tuanya.
“Jadi, berapa pun uang yang saya miliki, saya harus bisa menggunakannya untuk kebutuhan pribadi. Seringkali mereka seolah-olah membohongi orang tuanya dengan mengatakan jika mereka masih punya uang, uangnya sudah cukup,” imbuhnya.
Kebesaran Tuhan kembali terbukti. Tak lama kemudian, ia mendapat tawaran untuk mengajar di Rumah Tahfizh.
Dia tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Ia menjalankan tugasnya sebagai guru dengan baik sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan. Hingga kini ia masih bertahan sebagai pengajar di Rumah Tahfizh.
Taufik selalu bisa membagi waktunya antara mengajar dan kuliah. Cita-citanya sendiri adalah menjadi pengusaha dan mendirikan pesantren penghafal Al-Qur’an.
Dia ingin ilmunya bermanfaat untuk anak-anak yang sama seperti dia beberapa tahun yang lalu. (rel)