Juang Menyala Generasi Muda untuk Indonesia Sempurna

Dhiannisa Wahyu Putri, Mahasiswi Sampoerna University/ Dok: Pribadi

Jakarta: “Pa, saya berangkat ya,”. “Iya, hati-hati ya, nak,”.
 
Percakapan getir dan singkat itu, diakhiri dengan dua pasang tangan yang saling merengkuh tubuh. Pelukan yang penuh air mata.
 
Air mata Dhian jatuh dan melekat ke baju ayahnya petang itu di stasiun kereta di kota Malang, Jawa Timur. Dhian segera membalikkan badannya menatap dingin ke pintu keberangkatan.





Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Saat yang tampak hanya punggung anaknya yang tengah menjinjing tas berisi pakaian dan harapan, kedua bola mata ayah mulai memerah. Sang ayah melepas anak perempuannya yang akan menjumpai mimpi megah di Jakarta.
 
Doa setinggi langit dibentangkan. Dalam tangis yang malu-malu itu, ayah Dhian memanjatkan harap, agar anaknya cemerlang dalam juang ke masa depan.
 
Ke mana pun Dhian bermuara, semua ada di tangannya yang diiringi jalan ketetapan Tuhan. Kini, ayah hanya bisa menunggu Dhian bertumbuh.
 
Dhiannisa Wahyu Putri, telah menumpahkan seluruh upayanya untuk bisa studi ke pendidikan tinggi. Segala upaya yang membuncah itu berhadiahkan beasiswa untuk studi di Sampoerna University pada 2019.
 
Jadilah, Ia dilepas orang tuanya dari tempat dibesarkan di Malang menuju Jakarta. Bagi Dhian, beasiswa untuk kuliah di Sampoerna University mengubah hidupnya, selamanya.
 
“Mereka (papa-mama) sedih melepas anak perempuan merantau. Tapi aku diberi kepercayaan ini, jadi, aku harus membuktikan kepada mereka kalau mereka benar dalam memberi kepercayaan itu kepadaku,” tutur Dhian kepada Medcom.id, Jumat, 21 Januari 2023.
 
Di Sampoerna University, kata Dhian, hidupnya berubah. Pendidikan yang Ia teguk, sama sekali berbeda dari apa yang Ia dapatkan saat menjalani pendidikan dasar hingga menengah atas ketika di Malang.
 
Pendidikan tinggi memaksanya mengubah diri. Sampoerna University seolah merajut dirinya kembali, mengumpulkan pecahan-pecahan yang terkubur entah di mana selama hidup 19 tahun.
 
“Saat aku masuk Sampoerna University, aku langsung bilang kalau ini bisa jadi game changer dalam hidup aku. Satu langkah yang bisa mengubah seluruh hidupku,” ujar dia.
 
Di Sampoerna University, Dhian mendapat banyak bekal menghadapi rintangan masa depan. Pendidikan di Sampoerna telah mampu melatihnya menjadi generasi muda siap diterpa trengginasnya tantangan zaman.
 
Dari hal paling mendasar, Ia dipupuk menjadi anak muda percaya diri. Bahkan, untuk bersaing dengan anak muda lainnya secara global.
 
Hal itu tak lepas dari Sampoerna University yang turut mengadopsi kurikulum dari Amerika Serikat. Sejumlah perbedaan dari apa yang ia dapatkan dari pendidikan selama ini, membuatnya kian matang sebagai generasi penerus bangsa.
 
“Dari yang awalnya aku suka minder, tapi sekarang itu lebih percaya diri. Di sini kita terus didorong untuk berani berargumentasi, diskusi, pembelajaran pun berbasis project. Kultur seperti ini yang membuat pembelajaran itu menjadi bermakna dan bisa berguna untuk kehidupan,” ujar mahasiswi jurusan Akuntansi tersebut.
 
Selain itu, di Sampoerna University, Dhian juga dipaksa menguasai bidang ilmu lain, selain jurusan yang diambilnya. Multidisipliner, istilahnya.
 
Menurut Dhian kesempatan mengambil mata kuliah di luar jurusan sangat berguna bagi masa depan. Sebab, di masa depan sesorang tak bisa hanya mengandalkan satu bidang keilmuan saat mengarungi dunia.
 
“Kalau kita bicara tuntutan zaman, mata kuliah wajib seperti Akuntansi itu enggak cukup. Kita harus belajar banyak hal lain yang membuka wawasan kita, supaya kita siap dengan tantangan global,” jelas dia.
 
Dhian mengaku sistem pendidikan di Sampoerna University telah membuatnya tumbuh ampuh dan mampu. Dhian siap menatap dunia. Ia kembali membuka jalan terangnya sebagai generasi anak bangsa yang gandrung akan kemajuan.
 
Pada 2022, Ia mendaftar program Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA). Program dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) ini merupakan beasiswa pengiriman mahasiswa S1 Indonesia untuk mengikuti perkuliahan selama satu hingga dua semester di universitas terbaik dunia.
 
Ia lolos seleksi IISMA. Dhian berangkat studi ke University of Pecs, Hungaria selama satu semester. Di sinilah matanya kian terbuka dan asa semakin membara. Ia adalah anak Indonesia pilihan yang diterpa kesempatan menjadi pionir dari generasinya untuk nantinya mampu bersaing secara global.
 
Kultur pendidikan di Sampoerna University, kata anak kedua dari dua bersaudara itu, tak begitu jauh dari University of Pecs. Dua universitas itu sama-sama memberikan dirinya kesempatan untuk berkembang.
 
“Memang pada awalnya minder, tapi kalau kita berpikir ulang, aku itu ternyata cukup baik, dan bisa lebih baik dan ada ruang improvement yang bisa kita ambil. Keberanian aku di sini dibayar dengan baik,” ungkap Dhian.
 
Ia menyampaikan studi di Eropa membuatnya lebih berani berpendapat. Membuatnya kritis terhadap seluruh isu yang ada di dunia. Di sana, kata dia, tak ada yang berani menyalahkan argumentasi yang buruk.
 
“Dan menjadi lebih baik sebenarnya bukan tentang dipaksa di mana kita berada. Tapi persoalan apakah kita mau berubah atau enggak. Kegigihan dan kemauan menjadi kunci dan itu yang aku dapat,” tegas Dhian.
 
Juang Menyala Generasi Muda untuk Indonesia Sempurna
Dhian studi ke University of Pecs, Hungaria berkat program IISMA. DOK Pribadi
 
Studi di Eropa memberikan Dhian relasi luas. Hal itu berdampak pada wawasannya terhadap dunia global. Relasi itu membantu dirinya sebagai pemuda menghadapi masa yang akan datang.
 
Keluar dari zona nyaman dan berkorban adalah pelajaran lain yang ia ambil. Dari apa yang ia alami, generasi muda, kata dia, mesti bersakit dahulu, agar jadi gemilang dan senang di masa depan.
 
Pematangan diri secara akademik juga terus ia lakukan di University of Pecs. Kembali, ia mengambil mata kuliah multidisipliner di kampus yang sudah berdiri sejak 1912 tersebut.
 
Semua di luar jurusan akuntansi. Ia memilih mata kuliah organization behavior, sustainable development and environmental protection, tourism management, dan  international business communication.
 
Keempat mata kuliah itu akan menunjang dirinya sebagai lulusan akuntansi, ketika menghadapi persaingan global. Di mata kuliah organization behavior misalnya, ia membuka wawasan untuk bergorganisasi, memahami orang dalam organisasi.
 
“Setiap orang di setiap lini masyarakat itu akan selalu berada dalam organisasi. Ini modal penting saat menjadi akuntan di pekerjaan yang juga di dalamnya merupakan organisasi,” terangnya.
 
Di mata kuliah lain seperti sustainable development and environmental protection, ia mencoba memahami manusia dengan banyak isu lingkungan dan sosial di dalamnya. Sedangkan, di mata kuliah tourism management, Dhian ingin mengetahui bagaimana bisnis dunia pariwisata.
 
“Terakhir international business communication, sudah jelas sekarang itu masyarakat sudah masyarakat global, kita bekerja itu selalu tuntutannya, komunikasi, komunikasi, dan komunikasi. Bukan cuma ngomong, tapi kamu juga harus tahu bagaimana bisa paham dalam komunikasi dan cara yang tepat seperti apa untuk komunikasi secara global,” papar dia.
 
Setelah menjalani studi di luar negeri, Dhian sadar satu hal. Ia berada di titik miniatur dunia.
Seluruh anak muda dari berbagai penjuru dunia berkumpul di satu perguruan tinggi. Berkompetisi kecil-kecilan secara akademik, untuk kemudian keluar sebagai lokomotif yang harus membawa perubahan bagi dirinya dan negara masing-masing.
 
Dengan keberadaannya studi di luar negeri, dan melihat potensi generasi muda dari berbagai negara, Ia yakin anak Indonesia memiliki kemampuan yang sama. Bahkan jauh lebih baik.
 
Tak jarang, ia malah melihat teman se-negara mampu mendapatkan nilai lebih baik dibandingkan dengan mahasiswa dari negara lain. Bahkan, banyak pula seniornya yang sudah bekerja dan menjadi andalan perusahaan di luar negeri.
 
“Ini menandakan, generasi muda Indonesia tidak kalah, kita mampu bersaing secara global,” tuturnya.
 
Kini, menurutnya, tinggal mengatur strategi generasi muda Indonesia mampu berdaya saing global. Ia menyebut menyusun strategi dapat dumulai dengan komitmen berusaha memberikan yang terbaik.
 
Tak lupa sadari kekurangan. Namun, kekurangan itu harus dijadikan bahan bakar bekerja lebih keras dan terus mengimprovisasi diri. Semua itu guna mencapai satu tuju.
 
“Menjadi orang yang lebih baik di masa depan agar bisa berkontribusi demi negara,” sebut Dhian.

Generasi muda lapisan penting bagi negara

Semangat Dhian menjelma inspirasi. Anak muda mesti terkena “virus semangat” yang mengalir pada diri Dhian. Anak muda tak bisa tinggal diam. Kerja keras, mencari peluang adalah kunci, sebab generasi muda ke depan menjadi lapisan penting bagi negara.
 
“Merekalah yang akan menggantikan para pimpimpin yang saat ini aktif,” tutur pengamat pendidikan Totok Amin kepada Medcom.id, Selasa, 31 Januari 2023.
 
Kondisi global dunia yang dinamis harus menjadi pemicu gairah anak bangsa. Totok mengakui salah satu proses yang dapat memperkuat kapasitas generasi muda untuk memiliki daya saing global adalah pendidikan.
 
Menurutnya pendidikan harus memicu kemampuan berkreasi, berpikir kritis, dan kolaborasi di antara generasi muda. Sehingga lahirlah kelompok jiwa inovatif, peduli pada sekitar, dan mampu bertahan di tengah badai masalah global.
 
Dia menyebut sudah tidak zaman membuat sekat-sekat horisontal dan vertikal, apalagi feodalisme dalam merancang pendidikan. Kolaborasi harus dibangun di antara berbagai disiplin.
 
“Budayakan diskusi terbuka dan keterbukaan dalam kegiatan kampus agar menjadi lahan subur untuk inovasi dan terobosan buat bangsa dan negara tercinta kita,” tambah Totok.
 
Perkara kurikulum, Totok menyebut yang terpenting membangun kerangka. Bagaimana generasi muda dipersiapkan masuk menguasai keilmuan yang ada saat ini, sehingga mampu bersaing secara global di masa depan.
 
“Kurikulum itu kerangkanya, yang penting justru silabus dan pelaksanaan proses kuliah dan praktiknya. Di situ, perlu juga peningkatan kapasitas untuk dosen dan instruktur di perguruan tinggi agar siap menerjemahkan tantangan global di ruang kelas,” tutur Totok.
 
Juang Menyala Generasi Muda untuk Indonesia Sempurna
Plt. Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi (Diktiristek) Kemendikbudristek, Nizam. Medcom.id/Ilham Pratama Putra

Sampoerna University sejalan dengan Kampus Merdeka

Pendidikan mesti mengubah fokus dari menghasilkan lulusan dari exam master menjadi solution maker. Plt. Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi (Diktiristek) Kemendikbudristek, Nizam, menyebut sumber daya manusia (SDM) unggul akan selalu linear dengan kualitas pendidikan tinggi.
 
Mutu dan relevansinya terhadap perkembangan zaman akan meningkatkan kemampuan generasi muda bangsa bersaing global. Mutu dan relevansi, kata Nizam, menjadi kunci membangun SDM unggul yang kompeten.
 
“Hal ini lah yang tertuang dalam Kampus Merdeka. Menghadirkan perguruan tinggi yang memberikan bekal fondasi keilmuan yang kuat tapi juga memberi bekal kompetensi yang adaptif dan agile. Memberi ruang bagi mahasiswa untuk mendapatkan kompetensi, hard skills, dan soft skills dari kampus kehidupan. Melalui pembelajaran berdasar pengalaman,” papar Nizam kepada Medcom.id, Selasa, 31 Januari 2023.
 
Hal yang disampaikan Nizam searah dengan visi Sampoerna University dalam membentuk generasi muda berdaya saing global. Bahkan, Nizam tak sungkan mengakui Kampus Merdeka memiliki semangat yang sama dengan kurikulum di dunia-termasuk kurikulum Amerika yang kini dijalankan Sampoerna University.
 
“Kurikulum Kampus Merdeka sekarang menjadi tren pendidikan tinggi kelas dunia, baik di Amerika, Eropa, maupun Australia. Meski begitu, Jadilah warga dunia yang tidak tercerabut dari akar budaya bangsa. Bangunlah masa depan yang gemilang. Banggalah menjadi bangsa Indonesia,” ujar Nizam.

Komitmen Sampoerna University

Sampoerna University terus mengukuhkan komitmennya menghadirkan pendidikan tinggi berstandar internasional. Salah satunya dengan menawarkan kurikulum yang dibangun berdasarkan inti pendidikan umum Amerika, hasil kolaborasi dengan University of Arizona.
 
Apa yang dilakukan Sampoerna University tak lepas dari Menyambut Indonesia Emas 2045. Indonesia masih memiliki tantangan besar terkait kualitas SDM.
 
Motivasi Sampoerna University kian bertambah ketika melihat data World Bank 2020, menunjukkan Human Capital Index (Indeks Sumber Daya Manusia) Indonesia masih berada pada peringkat 87 dari 174 negara dengan nilai Human Capital Index (HCI) 0,54 yang notabene masih tertinggal dari beberapa negara di Asia Tenggara. Pun, pada survei lainnya, hasilnya masih miris.
 
Hasil dari survei Institute Management Development (IMD) World Competitiveness Ranking di 2022 menunjukkan penurunan daya saing Indonesia. Daya saing Indonesia ada di posisi ke-44 dari 63 negara yang disurvei.
 
Pendidikan adalah salah satu faktor paling penting dalam angka kompetitif tersebut. Karena itulah Sampoerna University ingin mengambil peran lebih besar mengatasi angka-angka buruk tersebut.
 
Juang Menyala Generasi Muda untuk Indonesia Sempurna
Rektor Sampoerna University, Wahdi Yudhi. Dok: Sampoerna University
 
Salah satunya, Sampoerna University mengaplikasikan sistem pembelajaran khas Amerika yang berlangsung dua arah. Selain itu dirancang pula pembelajaran dengan menggunakan project and case study.
 
Rektor Sampoerna University,  Wahdi Yudhi, meyakini rancangan kurikulum yang digarap itu bisa menebus peer bangsa di dunia pendidikan. Utamanya, menghadirkan generasi muda yang berdaya saing global.
 
Sampoerna University saat ini merupakan satu-satunya universitas di Indonesia yang menawarkan kurikulum berstandarkan pendidikan di Amerika.  Kurikulum Amerika menggabungkan pengetahuan umum dan interdisiplin yang menjadi landasan bagi seluruh jurusan.
 
Kurikulum ini berfokus membangun kompetensi mahasiswa yang tangguh di era sosial, etika, dan komunikasi khususnya dalam bahasa Inggris dan berpikir kritis. Mahasiswa juga dibekali kemampuan problem solving, serta penguatan dasar matematika, sains, literasi informasi, dan teknologi.
 
“Dengan standar nasional dan internasional, Sampoerna University berkomitmen untuk selalu memberikan kontribusi substantif kepada masyarakat Indonesia melalui pendidikan. Hal ini selaras dengan misi kami untuk mendorong akselerasi pengembangan pemimpin masa depan Indonesia yang siap berkompetisi di kancah global,” jelas Wahdi dalam konferensi pers di Jakarta, 16 Januari 2023.

Terang dan Kekal Asa Generasi Muda Indonesia

Kini, tongkat estafet kembali ke tangan generasi muda. Ada Dhian dan jutaan anak muda lainnya yang mesti siap berlari, berinovasi, bergeliat demi kamajuan negeri. Generasi muda, pada terang matamu doa kan terjawab.
 
Dhian kini masih menumpuk rindu di Hungaria. Kurang dari satu minggu lagi ia akan pulang ke Tanah Air. Selama enam bulan terakhir di Eropa ia hanya bisa membayar rindu lewat panggilan video.
 
Di sela kerinduan yang membuncah itu pula ia tanamkan semangat menjadi generasi muda yang akan memberi dampak perubahan. Agar Indonesia bisa berdaya saing global.
 
“Lakukan sesuatu, berkorban, saya yakin kesempatan anak muda Indonesia itu ada untuk kita maju bersama. Kitalah yang heroik,” tutur Dhian.
 

 

(REN)

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *